BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Scenario
Batukku
tak kunjung sembuh
Ny.A berusia 50 tahun
di rawat di rumahnya, anggota keluarga mengatakan mengalami batuk sudah hampir
satu bulan tak kunjung sembuh, batuk klien produktif. Klien dibawa berobat ke
puskesmas oleh keluarga. Dokter puskesmas menyarankan agar klien melakukan
pemeriksaan fhoto thorax dan pemeriksaan laboratorium diantaranya darah dan
dahak. Perawat komunitas (keluarga) melakukan pengkajian terhadap tempat
tinggal klien, didapatkan data kondisi rumah lembab, ukuran 4x5 meter,
ventilasi dan pencahayaan kurang baik, mempunyai 4orang a
nak, anak yang paling
kecil berusia 3tahun. Suami klien bekerja sebagai buruh bangunan.
1.2. Jawaban
Pertanyaan :
1. Apa
masalah keperawatan utama pada klien ?
Jawab
:
a. Bersihan
jalan nafas tidak efektif.
b. Resiko
penyebaran penyakit
c. Potensial
meningkatnya status kesehatan berhubungan dengan mau memanfaatkan fasilitas
kesehatan
2. Apa
masalah resiko pada keluarga klien ?
Jawab
: Resiko penularan.
3. Apa
pengkajian lanjutan yang harus dilakukan oleh perawat komunitas (keluarga) ?
Jawab
:
1) Data
umum
2) Riwayat
dan tahap perkembangan keluarga.
3) Data
lingkungan
4) Struktur
keluarga
5) Fungsi
keluarga
6) Stress
dan koping keluarga
7) Pemeriksaan
kesehatan
8) Harapan
keluarga
4. Apa
diagnosa keperawatan yang bisa di tegakkan pada keluarga klien ?
Jawab
:
1) Bersihan
jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
2) Resiko
penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungannya.
3) Potensial
meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
5. Buat
prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga klien lengkap dengan skoring !
Jawab
:
1) Bersihan
jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKOR
|
JUSTIFIKASI
|
1
|
Sifat
masalah:
Aktual
|
3/3
x1
|
1
|
Kondisi
Ny.A mengalami batuk sudah hampir satu bulan dan tak kunjung sembuh, batuk
Ny. A juga mengalami batuk produktif.
|
2
|
Kemungkinan
masalah untuk dirubah:
Mudah
|
2/2x
2
|
1
|
Keluarga membawa Ny. A ke
puskesmas. Biaya pengobatan terjangkau.
|
3
|
Potensi
pencegahan masalah:
Sedang
|
2/3
x 1
|
2/3
|
Kondisi rumah Ny. A lembab, ukuran
rumah 4x5 meter, jumlah anggota keluarga 6 orang, ventilasi dan pencahayaan
kurang baik. Pendapatan suami sebagai buruh hanya bisa memperbaiki sebagian saja.
|
4
|
Menonjolnya
masalah: Masalah dirasakan berat,harus segera ditangani
|
2/2
x 1
|
1
|
Kondisi Ny. A sudah hampir satu
bulan tak kunjung sembuh, batuk produktif adalah gejala-gejala yang dirasa
keluarga harus segera d tangani.
|
TOTAL
SKOR
|
3
2/3
|
2) Masalah keperawatan Resiko
penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah penyakit TB paru.
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKOR
|
JUSTIFIKASI
|
1
|
Sifat
masalah:
Resiko
|
2/3 x1
|
2/3
|
Ditangani
segera karena resiko penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain.
|
2
|
Kemungkinan
masalah untuk dirubah:
Mudah
|
2/2x 2
|
1
|
Dapat
dirubah dengan memberikan informasi tentang pencegahan penularan TB paru kepada Ny. A melalui penyuluhan.
Tidak membuang dahak sembarangan dan membuka jendela setiap harinya.
|
3
|
Potensi
pencegahan masalah:
Sedang
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Resiko
penularan sulit dicegah karena kondisi rumah yang lembab, sempit serta
ventilasi dan pencahayaan kurang baik kecuali keluarga mampu dan mau
memodifikasi keadaan lingkungan rumahnya.
|
4
|
Menonjolnya
masalah: Masalah dirasakan dengan ada upaya/segera ditangani
|
2/2 x 1
|
1
|
Masalah
perlu ditangani segera karena resiko penularan pada anggota keluarga yang
lain dengan melakukan pemeriksaan pada anggota keluarga yang lain (screening
kesehatan) dan anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas (puskesmas)
yang terdekat dan sesuai kemampuan.
|
TOTAL SKOR
|
3
1/3
|
3) Potensial
meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKOR
|
JUSTIFIKASI
|
1
|
Sifat
masalah:
Potensial
|
1/3
x 1
|
1/3
|
Ada kemungkinan keluarga untuk
menuju kesehatan keluarga yang lebih baik.
|
2
|
Kemungkinan
masalah untuk dirubah:
Mudah
|
2/2
x 2
|
2
|
Kemungkinan masalah untuk
diperbaiki di rumah Ny. A mudah karena sudah terbiasa memanfaatkan pelayanan kesehatan.
|
3
|
Potensi
pencegahan masalah:
Sedang
|
3/3
x 1
|
1
|
Sebelum terjadi penularan perlu
dilakukan pencegahan agar tidak
menular kepada anggota keluarganya yang lain
|
4
|
Menonjolnya
masalah: Masalah tidak dirasakan.
|
0/2
x 1
|
0
|
keluarga tidak merasakan adanya masalah yang
terjadi.
|
TOTAL
SKOR
|
3
1/3
|
4
Buat rencana intervensi berdasarkan
prioritas masalah yang telah anda buat ?
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
EVALUASI
|
||
UMUM
|
KHUSUS
|
KRITERIA
|
STANDART
|
|||
1.
|
Bersihan jalan nafas
tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah penyakit TB paru
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan jalan nafas Ny.A
efektif
|
a. Setelah
dilakukan pertemuan 1x45’, keluarga mampu mengenal masalah TB Paru dengan
cara menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru
b. Setelah
dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi maslaah TB Paru dengan cara menyebutkan akibat dari TB Paru dan
memutuskan untuk merawat Ny. A dengan TB Paru
c. Setelah
dilakukan pertemuan 2x45’ keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota
keluarga yang menderita penyakit TB Paru dengan cara menjelaskan cara
perawatan dan pencegahan penularan TB Paru, mendemonstrasikan cara batuk
efektif dan pembuangan dahak pada pasien TB Paru
d. Setelah
dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk
mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan
yang baik bagi pasien penyakit TB Paru
e. Setelah
dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang tersedia dengan cara menyebutkan manfaat kunjungan ke pelayanan
kesehatan, menyebutkan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia dam
memanfaatkan fasilitas kesehatan
|
1. Jelaskan pengertian, tanda dan
gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
2. Tanyakan kembali tentang
pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
3. Berikan reinforcement positif atas
kemampuan keluarga
1. Jelaskan pada keluarga Ny.A akibat
dari penyakit TB Paru
2. Tanyakan kembali pada keluarga
akibat TB Paru
3. Motivasi keliuarga untuk mengambil
keputusan dalam mengatasi TB Paru Ny.A
4. Berikan reinforcement positif atas
keputusan yang diambil keluarga dalam mengatasi TB Paru
1. Jelaskan cara perawatan,
pencegahan penyakit TB Paru
2. Ajarkan klien cara batuk efektif
dan membuang dahak yang benar
3. Tanyakan kembali cara perawatan,
pencegahan penyakit TB Paru
4. Anjurkan keluarga mempraktekkan
kembali cara batuk efektif dan membuang dahak ke tempatnya
5. Berikan reinforcement positif atas
hasil yang dicapai
1. Diskusikan hal-hal yang dapat dilakukan
untuk memodifikasi lingkungan
2. Motivasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali cara memodifikasi lingkungan
3. Berikan reinforcement positif atas
hasil yang telah dicapai
1. Diskusikan dengan keluarga tentang
manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan
|
Respon
verbal dari keluarga terkait pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru
Respon
verbal dan sikap dari keluarga tentang akibat TB Paru dan keputusan keluarga
untuk mengatasi TB Paru
Respon
verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang cara perawatan TB Paru dan
pencegahan penularan TB Paru
Respon
verbal, sikap dan psikomotor keluarga tentang lingkungan yang dapat mendukung
penyembuhan penyakit TB Paru
Respon
verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan
dan penggunaan pelayanan kesehatan
|
TB Paru
adalah suatu penyakit yang menular yang dapat menyerang siapa saja yang
disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosae, tanda dan gejalanya
adalah batuk-batuk terus menerus selama kurang lebih 3 minggu dan berdahak,
sesak nafas, keluar keringat dingin pada malam hari, dan berat badan menurun.
Akibat
dari TB Paru adalah tuberkulosis meningen, pnemonia tuberkulosis, dan
kematian. Keluarga memutuskan untuk mengatasi dan merawat TB Paru Tn. I
Cara
perawatan penyakit TB Paru adalah minum obat secara teratur, makan makanan
yang bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan. Cara pencegahan
penularan TB Paru dengan memisahkan perlengkapan makan anggota keluarga
dengan pasien, menutup mulut saat bersin dan batuk, serta membuang dahak pada
tempatnya. Proses batuk efektif: tarik nafas dalam melalui hidung dan
hembuskan seperti meniup balon sebanyak 3x dan waktu yang ketiga batukkan
lalu buang dahak ke tempat yang berisi lysol lalu tutup.
Cara
memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru
adalah pencahayaan ruangan yang cukup, ventilasi rumah yang cukup, jendela
dibuka agar sinar matahari bisa masuk kedalam rumah, menjemur kasur, bantal
minimal 1minggu sekali dijemur, tidak membuang dahak sembarangan tempat, tapi
gunakan kaleng yang didalamnya sudah diisi cairan desinfektan seperti lysol,
air sabun, bayclean, agar kuman TB Paru dapat mati.
Manfaatkan kunjungan ke pelayanan
kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan
kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan
kesehatan: Puskesmas, bidan praktek, klinik swasta, posyandu, keluarga
berkunjung ke pelayanan kesehatan (Puskesmas).
|
2.
|
Masalah keperawatan Resiko penularan pada
keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
masalah penyakit TB paru.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan pengetahuan
keluarga Ny. A bertambah/ teratasi
|
a. Setelah
kunjungan selama 1x30 menit keluarga Ny. A mampu mengenal masalah dengan
menyebutkan pengertian, tanda & gejala, serta penyebab dari TB Paru
b. Setelah
diberikan penjelasan 1x30’ keluarga: mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah TB Paru
c. Setelah
1x30’ diberikan penjelasan, keluarga mampu melakukan tindakan untuk merawat
anggota keluarga yang menderita penyakit TB Parudengan menjelaskan cara
perawatan dan melaksanakannya pada penderita TB Paru
d. Setelah
3x60’ kunjungan keluarga Ny. A memodifikasi lingkungan untuk mencegah
terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik
bagi penderita TB Paru
|
1. Menjelaskan pengertian dan gejala
serta penyebab dari penyakit TB Paru
2. Tanyakan kembali
tentang pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dan akibat dari penyakit
TB Paru
3. Berikan pujian yang
positif/jawaban yang tepat
1. Jelaskan pada keluarga Ny. S
akibat dari penyakit TB Paru
2. Motivasi keluarga untuk mengambil
keputusan
3. Tanyakan kembali pada keluarga akibat
dari penyebab TB Paru
4. Berikan kesempatan keluarga untuk
bertanya
1. Menjelaskan cara perawatan TB Paru
2. Berikan contoh menu makanan yang
bergizi
3. Tanyakan kembali tentang cara
merawat TB Paru dan menu yang bergizi
4. Diskusikan tentang pentingnya perawatan
di rumah
1. Mengidentifikasi pengetahuan
keluarga tentang lingkungan rumah yang baik
2. Memodifikasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali lingkungan
3. Memotivasi keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas sesuai kemampuan
|
Respon
verbal dari keluarga dengan menyebutkan tentang pengertian, penyakit TB Paru,
tanda dan gejala serta penyebabnya
Respon
verbal keluarga mampu menjelaskan kembali akibat TB Paru dan mengambil
keputusan untuk mengatasai TB Paru
Respon
verbal keluarga mampu menjelaskan cara perawatan TB Paru
Respon
verbal keluarga dapat menjelaskan lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan
penyakit TB Paru
|
1. Keluarga mampu menyebutkan TB Paru
adalah suatu penyakit yang menular.
2. Tanda dan gejalanya adalah batuk
terus-menerus dan berdahak, sesak nafas, keluar keringat dingin pada malam
hari, berat badan menurun.
3. Keluarga menyebutkan penyebab T B
paru adalah: kuman mikrobakteri tuberkulosa
Keluarga
dapat menyebutkan akibat dari tidak minum obat secara teratur maka
kuman-kuman TB akan kebal didalam tubuh, maka penyakit akan sulit disembuhkan
Keluarga
mampu menyebutkan cara perawatan penyakit TB Paru adalah: Minum obat teratur,
makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan
1. Keluarga dapat menyebutkan cara
memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru
adalah pencahayaan ruangan yang cukup
2. Ventilasi rumah yang cukup
3. Jendela rajin dibuka agar sinar
matahari bisa masuk kedalam rumah
4. Menjemur kasur, bantal, minimal 1
minggu sekali
5. Tidak membuang dahak sembarangan
tempat, tapi gunakan kaleng yang didalamnya di isi cairan desinfektan seperti
tysol, air sabun, bayclin, agar kuman TB dapat mati
|
5
Apa evaluasi yang dapat dilakukan pada
keluarga Ny.A ?
1) Apakah
keluarga Ny.A sudah mengetahui tentang penyakit TB paru ?
2) Apakah
keluarga Ny.A sudah mengetahui cara pencegahan penularan TB paru?
3) Apakah
keluarga Ny.A telah mengetahui tentang pentingnya ventilasi dan pencahayaan?
BAB
II
LAPORAN
PENDAHULUAN
2.1. Konsep
dasar
1. Pengertian
Tuberkulosis
(TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobakterium tuberkculosis
sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di
paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis
paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen,
ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).
2. Etiologi
Penyebab penyakit Tuberculosis adalah bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan
Mycobacterium Bovis.
3.
Patofisologi
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan
atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan
gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas
atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang
dari 5 mikromilimeter.
Tuberculosis
adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel
efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit ( biasanya sel T ) adalah
imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag
yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini
desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat).
Nekrosis pada
bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju yang biasa disebut nekrosis
kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi
disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon
yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut
yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
4.
Klasifikasi
a.
Pembagian secara patologis :
·
Tuberkulosis primer ( Child hood
tuberculosis ).
·
Tuberkulosis post primer ( Adult
tuberculosis ).
b.
Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru
dibagi menjadi 2 yaitu :
·
Tuberkulosis Paru BTA positif.
·
Tuberkulosis Paru BTA negative
c.
Pembagian secara aktifitas radiologis :
·
Tuberkulosis paru ( Koch pulmonal )
aktif.
·
Tuberkulosis non aktif .
· Tuberkulosis
quiesent ( batuk aktif yang mulai sembuh ).
5.
Manifestasi Klinis
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2
golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:
1.
Gejala respiratorik, meliputi:
a.
Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan
yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian
berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b.
Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin
tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar
dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah.
Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang
pecah.
c.
Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru
sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d.
Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
2.
Gejala sistemik, meliputi:
a.
Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul
pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama
makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
6.
Pemeriksaan diagnostic
a.
Pemeriksaan Laboratorium
·
Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium
tuberculosis pada tahap aktif penyakit
·
Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca
untuk usapan cairan darah) : Positif untuk basil asam-cepat.
·
Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif
(area indurasi 10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi
intradcrmal antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi
tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien
yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau
infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda.
·
Anemia bila penyakit berjalan menahun
·
Leukosit ringan dengan predominasi limfosit
·
LED meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai
tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan.
·
GDA : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan
sisa kerusakan paru.
·
Biopsi jarum pada jaringan paru : Positif untuk
granuloma TB; adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.
·
Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi
dan beratnya infeksi; contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi
air dapat ditemukan pada TB paru kronis luas.
b. Radiologi
·
Foto thorax : Infiltrasi lesi awal pada area paru atas
simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan perubahan menunjukan
lebih luas TB dapat termasuk rongga akan fibrosa. Perubahan mengindikasikanTB
yang lebih berat dapat mencakup area berlubang dan fibrous. Pada foto thorax
tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
·
Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk
melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB.
·
Gambaran radiologi lain yang sering menyertai TBC
adalah penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks
(bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).
c. Pemeriksaan
fungsi paru
·
Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara residu: kapasitas paru total dan penurunan saturasi
oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan
paru dan penyakit pleural.
7.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tuberkulosis antara lain :
1.
Pencegahan Tuberkulosis Paru
·
Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin
BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit
tersebut.
·
Bila ada yang dicurigai sebagai
penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi
penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.
·
Jangan minum susu sapi
mentah dan harus dimasak.
·
Bagi penderita untuk
tidak membuang ludah sembarangan.
·
Pencegahan terhadap
penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan
penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat.
Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk
ke dalam rumah.
·
Tutup mulut dengan sapu
tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat
dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan
dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
2.
Pengobatan Tuberkulosis Paru
Menggunakan
paduan OAT jangka pendek selama 6 bulan Terdiri dari :
a.
Isoniazid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat
membunuh 90 % populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Sangat
efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang
berkembang. Dosis harian 5 mg/kg berat badan, sedangkan untuk pengobatan
intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg berat badan.
b.
Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, membunuh kuman semi dormant yang
tidak dapat dibunuh oleh isoniasid. Dosis 10 mg/kg berat badan. Dosis sama
untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu.
c.
Pirazinamid (Z)
Bersifat bakterisid, membunuh
kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian 25 mg/kg berat
badan, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan
dosis 35 mg/kg berat badan.
d.
Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, dosis 15 mg/kg berat badan,
sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang
sama.
e.
Etambutol (E)
Bersifat menghambat pertumbuhan bakteri
(bakteriostatik). Dosis harian 15 mg/kg berat adan, sedangkan untuk intermiten
3 kali seminggu diberikan dengan 30 mg/kg berat badan.
Kategori
OAT:
a.
Kategori-1
2HRZE/4H3R3. Dalam kategori jenis
pertama ini penderita selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid,
dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat
INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Pemberian obat TBC
ini diberikan kepada pasien baru TBC paru dengan hasil BTA positif, penderita
TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) yang berat.
b.
Kategori-2
HRZE/5H3R3E3. PengobatanDiberikan
kepada penderita yang kambuh. Pasien yng mengalami gagal terapi dan juga kepada
penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
c.
Kategori-3
2HRZ/4H3R3. Pengobatan Tuberkulosis
kategori ketiga ini diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru
mendukung aktif.
d.
Sisipan (HREZ)
Setiap
kategori pengobatan terdiri ats 2 tahap pemberian, yaitu fase awal dan fase
lanjutan berkala.
8.
Komplikasi
Penyakit TB Paru
bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya :
1.
Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema,
faringitis.
2.
Komplikasi lanjut :
·
Obstruksi jalan nafas, seperti SOPT ( Sindrom
Obstruksi Pasca Tubercolosis)
·
Kerusakan parenkim berat, seperti SOPT atau fibrosis
paru, Cor pulmonal, amiloidosis,
karsinoma paru, ARDS.
2.2.
Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan, keluarga untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (Depkes RI, 1998:3).
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan
terhadap keluarga sesuai rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil
asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga (Effendi, 1998:55).
1.
Pengkajian
Lima
tahap proses keperawatan terdiri dari pengkajian terhadap keluarga,
identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa keperawatan), rencana
keperawatan, implementasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi
perawatan.
Proses keperawatan memiliki tahapan-tahapan yang
saling bergantung dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan
perkembangan dari tahap satu ke tahap lain, (Friedman,1998:55). Menurut
Friedman (1998:56) proses pengkajian keperawatan dengan pengumpulan informasi
secara terus-menerus terhadap arti yang melekat pada informasi yang sedang
dikumpulkan tersebut. Pengkajian yang dilakukan meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis, diklasifikasi dianalisa artinya.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara wawancara, pengamatan, studi dokumentasi (melihat KMS, kaetu
keluarga) dan pemeriksaan fisik (Effendi,1998:47).
Data yang
dikumpulkan meliputi:
1. Identitas keluarga
yang dikaji adalah umur,pekerjaan dan tempat tinggal.
Yang beresiko menjadi penderita tuberculosis adalah: individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tuna wisma,tahanan), dibawah umur 15 tahun dan dewasa muda antara 15-44 tahun ,tinggal ditempat kumuh dan perumahan di bawah standart dan pekerjaan.
Yang beresiko menjadi penderita tuberculosis adalah: individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tuna wisma,tahanan), dibawah umur 15 tahun dan dewasa muda antara 15-44 tahun ,tinggal ditempat kumuh dan perumahan di bawah standart dan pekerjaan.
2. Latar
belakang budaya atau kebiasaan
keluarga
· Kebiasaan
makan
Pada penderita tuberculosis
mengalami nafsu makan menurun bila terjadi terus menerus akan menyebabkan
penderita menjadi lemah. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan diet Tinggi
Kalori Tinggi Protein (TKTP) (Tempointeraktif, 23 Juli 2005).
· Pemanfaatkan fasilitas kesehatan
Kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan sangat berpengaruh dalam perawatan
tuberculosis baik untuk mendapatkan informasi maupun pengobatan. Beberapa
tempat yang memberikan pelayanan kesehatan bagi tuberculosis adalah Puskesmas,
BP4, Rumah Sakit dan Dokter pratek swasta (Depkes RI, 2002).
· Status Sosial Ekonomi
Pendidikan yang rendah berpengaruh
terhadap pola pikir dan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah dalam
keluarga (Effendy, 1998). Sebaliknya dengan tingkat pendidikan tinggi keluarga
akan mampu mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan untuk menyelesaikan
masalah.
· Pekerjaan dan Penghasilan
Pekerjaan dan penghasilan merupakan
hal yang sangat berkaitan. Penghasilan keluarga akan menentukan kemampuan
mengatasi masalah kesehatan yang ada. Kemampuan menyediakan perumahan yang
sehat, kemampuan pengobatan anggota keluarga yang sakit dan kemampuan
menyediakan makanan dengan Gizi yang seimbang. 60% penderita tuberculosis
adalah penduduk miskin (Sinar Harapan, 23 Juli 2005).
· Aktivitas
Selain kebutuhan makanan, kebutuhan
istirahat juga harus diperhatikan. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan
istirahat minimal 8 jam perhari (Depkes RI, 2002).
· Tingkat
perkembangan dan riwayat keluarga
Tingkat perkembangan pada tahap
pembentukan keluarga akan didapati masalah dengan social ekonomi yang rendah
karena harus belajar menyesuaikan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Keluarga baru belajar memecahkan masalah. Dengan keadaan tersebut berpengaruh
pada tingkat kesehatan keluarga. Social ekonomi yang rendah pada umumnya
berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena
ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi
(Effendy,1998). Tidak adanya riwayat keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
tidak berpengaruh pada status kesehatan keluarga.
· Data
lingkungan
a. Karakteristik
rumah
Keadaan rumah yang sempit,
ventilasi kurang, udara yang lembab termasuk rumah dengan kondisi di bawah
standart kesehatan. Salah satu factor yang bisa menyebabkan kuman tuberculosis
bertahan hidup adalah kondisi udara yang lembab (Depkes RI, 2002).
b. Karakteristik lingkungan
Lingkungan rumah yang bersih, pembuangan
sampah dan pembuangan limbah yang benar dapat mengurangi penularan TBC dan
menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosa. TBC sangat erat berhubungan dengan
kondisi lingkungan yang kumuh .
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kuman tuberculosis dapat menular
dari ke orang melalui udara. Semakin sering kontak langsung dengan penderita
bereksiko sekali tertular TBC. Terutama yang merawat di rumah berkesempatan
terkena TBC dari pada yang berada di tempat umum.
3. Struktur keluarga
· Pola
komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang
terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC.
Saling mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan pengobatan
dapat mempercepat proses penyembuhan.
· Struktur
peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat
menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga
puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.
· Struktur
kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara
musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan
dihargai dalam keluarga.
· Nilai
atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing
anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang
berlaku dalam keluarga.(Suprajitno,.2004: 7)
4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)
· Fungsi
Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan
peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses
penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.
· Fungsi
Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan
melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan
lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi
stress bagi penderita.
· Fungsi
Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga
dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :
1.
Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak
akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dana keluarga habis. Ketidak sanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, akibat, pancegahan,
perawatan dan pengobatan TBC.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarga
Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi bahkan teratasi. Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena keluarga tidak memahami
mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya
masalah.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga
dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika demikian,
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
Pemeliharaan
lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu
penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di
sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan,
kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di
sekitarnya bagi keluarga.
Kemampuan
keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota
keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar
masalah teratasi.
· Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat
mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat
dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.
· Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk
berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
· Koping keluarga
Bila koping keluarga tidak efektif
terhadap stressor yang akan menyebabkan stress yang berkepanjangan.Hal ini akan
mempengaruhi daya tahan tubuh .
2.
Analisa Data
Dalam
menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam perkembangan
kesehatan keluarga yaitu :
a.
Keadaan
kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga yang meliputi :
keadaan fisik, mental, sosial dan pertumbuhan dan penghargaan gizi, kehamilan,
status imunisasi, KB dan lain – lainnya
b.
Keadaan
rumah dan sanitasi lingkungan meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan,
tempat pembuangan air limbah serta pemanfaatan pekarangan yang ada
c.
Karakteristik
keluarga meliputi : sifat – sifat keluarga, dinamika dalam keluarga, komunikasi
dalam keluarga, kebiasaan nilai – nilai yang berlaku dalam keluarga
3.
Perumusan
Masalah
Setelah data
di analisis maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga.
Dalam
menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga selalu mengacu kepada
tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.
Dalam
tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar, yaitu :
a.
Ancaman
kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan mencapai potensi kesehatan
b.
Kurang /
tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan
c.
Situasi
krisis adalah saat – saat banyak menuntut individu / keluarga dalam
menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.
Selain
mengacu pada tipologi masalah kesehatan, juga mengacu pada berbagai alasan dari
ketidakmampuan dalam melaksanakan tugas–tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
4.
Prioritas
Masalah
Setelah
merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah
kesehatan dan keperawatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas
masalah adalah sebagai berikut:
a.
Tidak
mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga
dapat diatasi sekaligus
b.
Perlu pertimbangan
masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah
penyakit
c.
Perlu
mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap suatu keperawatan yang
akan diberikan
d.
Keterkaitan
keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi
e.
Sumber daya
keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan/keperawatan keluarga
f.
Pengetahuan
dan kebudayaan keluarga
Skala
prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga, Untuk dapat menentukan
prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas
sebagai berikut :
Tabel 2.2 Skala Prioritas
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
Sifat
masalah
Skala : - Tidak / kurang
sehat
- Ancaman
kesehatan
- Krisis
|
3
2
1
|
1
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala : - Dengan mudah
- Hanya sebagian
- Tidak dapat
|
2
1
0
|
2
|
Potensi
masalah untuk diubah
Skala : - Tinggi
- Cukup
- Rendah
|
3
2
1
|
1
|
Menonjolnya
masalah
Skala : - Masalah berat harus ditangani
- Masalah yang tidak
perlu segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
Skoring :
·
Tentukan
skor untuk setiap kriteria.
·
Skor dibagi
dengan angka tertinggi dikalikan dengan bobot
·
Jumlah skor
untuk semua kriteria.
·
Skor
tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Resiko penyebaran infeksi
sehubungan dengan perilaku kurang higienis
b.
Kurang pengetahuan tentang
penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann s.d kurangnya
informasi dan keterbatasan mencerap informasi
c.
Resiko kerusakan manajemen
terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah (pengobatan terputus) s.d. efek samping
obat dan pengobatan jangka panjang
3.
Rencana Asuhan Keperawatan
a.
Resiko penyebaran infeksi TBC
Tujuan umum
:
terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang terdekat maupun
pada masyarakat sekitar
Intervensi :
a.
Jelaskan penyebab TB paru adalah basil mycobacterium tuberculosa, dimana dapat
menyerang semua orang baik kecil, tua,
muda, kaya, miskin.
b.
Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara
penularan TB paru yaitu melalui percikan
ludah atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan menguap. Daya
tahan tubuh yang dipengaruhi oleh usia, nutrisi dan faktor faali.
c.
Kaji cara keluarga
dalam mengambil keputusan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit TB paru.
d.
Jelaskan akibat
bila tidak dilakukan perawatan
pada anggota keluarga misal
penularan pada anggota keluarga.
e.
Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti
menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin karena
dalam kondisi tubuh yang buruk mudah tertular.
f.
Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan
g.
Jelaskan dan demontrasikan cara hidup sehat seperti : pada saat batuk,
bersin dan menguap sebaiknya mulut dan
hidung ditutup ; cara membuang dahak atau ludah
yaitu di kloset kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka
harus diuruk dengan tanah ; alat makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai
sebaiknya disiram dengan air mendidih
kemudian dicuci bersih.
h.
Jelaskan dan
demontrasikan tentang rumah yang
mendukung tidak terjadinya penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan
lingkungan dari polusi udara, ventilasi rumah harus cukup sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa,
pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar matahari bisa masuk secukupnya
karena kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila terkena sinar matahari.
i.
Jelaskan bahwa klien TB perlu dukungan semangat untuk hidup panjang
umur dan jangan putus asa .
j.
Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.
k.
Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang
sehat.
l.
Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah
yang sehat dengan syarat yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak
lembab.).psikologis (pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi,
kelengkapan fasilitas sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus baik,
pencahayaan harus cukup dan terhindar dari kebisingan)
m.
Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat
b. Kurang
pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan
pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi
Tujuan Umum
: keluarga
mampu melakukan tindakan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit TB paru pada anggota.
Intervensi :
a. Jelaskan
dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti tentang gejala
penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia, demam dimalam hari
dengan atau tanpa berkeringat dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.
b. Jelaskan bahwa batuk darah yang hebat dapat
mengakibatkan pneumonia aspirasi,
tersumbatnya jalan nafas.
c. kaji
pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.
d. Jelaskan
cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang tepat dan teratur.
e. Jelaskan
akibat bila Tb paru tidak diobati dalam
jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
komplikasi seperti batuk darah.
f. kaji
pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.
g. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang
perawatan klien TB paru : makan yang banyak dan bergizi tinggi,
istirahat yang cukup , pikiran
diusahakan santai hindari stres yang
berlarut – larut, berhenti merokok dan hindari polusi udara. Gerak badan dianjurkan bila penyakit tampak sembuh.
h. Jelaskan
pengobatan TB paru dan cara minum obat
serta berapa lama harus minum obat.
c. Resiko
kerusakan manajemen terapeutik
Tujuan : Keluarga
memahami tentang kondisi, tindakan pencegahan infeksi, penatalaksanaan stress,
faktor pemberat, tanda dan gejala komplikasi, dan sumber-sumber di komunitas
yang dapat digunakan.
Kriteria hasil :
·
Menunjukkan niat untuk berbagi masalah dengan anggota
keluarga yang lain atau teman yang dapat dipercaya.
·
Menyebutkan efek samping obat.
·
Mengidentifikasi strategi untuk mengurangi stress.
·
Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang harus
dilaporkan pada tenaga kesehatan.
·
Menggambarkan penatalaksanaan jangka panjang penyakit.
·
Menyebutkan manfaat penggunaan gelang
Kewaspadaan-Medis.
Intervensi :
a.
Ajarkan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan
penyakit jangka panjang untuk menentukan tingkat pembelajaran klien-keluarga.
b.
Ajarkan strategi penatalaksanaan stess : gunakan
tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, rujuk ke sumber komunitas untuk program
penatalaksanaan stress.
c.
Ajarkan konservasi energi.
d.
Informasikan klien tentang faktor yang diketahui
mencetuskan eksaserbasi
e.
Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada
profesional pelayanan kesehatan :
f.
Ajarkan tehnik
mengunyah dan menelan
4.
Implementasi
Pelaksanaan
tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana keperawatan
yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga dengan TBC adalah :
a.
Sumber daya
Keluarga (keuangan)
Sumber
daya (keuangan) yang memadai diharapkan mampu menunjang proses penyembuhan pada
anggota keluarga yang menderita TBC
b.
Tingkat
pendidikan keluarga
Tingkat
pendidikan keluarga dapat mempengaruhi kemampuam keluarga dalam mengenal
masalah TBC dan mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat terhadap
anggota keluarga yang menderita TBC.
c.
Adat istiadat
yang berlaku
Adat istiadat
yang berlaku berpengaruh pada kemampuan kelurga dalam merawat anggota keluarga
yang menderita TBC
d.
Respon dan
penerimaan keluarga
Respon
dan penerimaan keluarga sangat berpengaruh pada penyembuhan karena keluarga
mampu memberi motivasi.
Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
Dengan adanya sarana dan prasarana
yang baik pada keluarga akan memudahkan keluarga dalam memberikan perawatan dan
pengobatan pada anggota keluarga yang menderita TBC.
5.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang
menentukan apakah tujuan tercapai. Menurut Friedman (1998) evaluasi didasarkan
pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga,
perawat dan yang lainnya. Ada beberapa metode evaluasi yang dipakai dalam
perawatan. Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus
disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang dievaluasi. Bila tujuan
tersebut sudah tercaapai maka kita membuat rencana tindak lanjut.
BAB
III
LAPORAN
KASUS
Ny.
A berusia 50 tahun dirawat di rumahnya, anggota keluarga mengatakan mengalami
batuk sudah hamper satu bulan tak kunjung sembuh, batuk klien produktif. Klien
dibawa berobat ke puskesmas oleh keluarga. Dokter puskesmas menyarankan agar
klien melakukan pemeriksaan fhoto thorax dan pemeriksaan laboratorium diantaranya
darah dan dahak. Perawat komunitas (keluarga) melakukan mengkajian terhadap
tempat tinggal klien, didapatkan data kondisi rumah lembab,ukuran rumah 4x5
meter, ventilasi dan pencahayaan kurang baik, mempunyai 4 orang anak, anak yang
paling kecil berusia 3 tahu. Suami klien bekerja sebagai buruh bangunan.
1.
Pengkajian
a.
Pengkajian
keluarga
Nama : Ny. A
Usia : 50 th
a. Type Keluarga
Ny.
A memiliki Type keluarga nuclear family, terdapat ayah ibu dan anak sebagai
keluarga inti didalamnya. Rumah yang dihuni Ny. A bersama keluarga hanya
berukuran 4x5 meter, dengan keadaan lembab, sehingga memungkinkan kuman TBC
dapat menular dengan cepat, apalagi Ny. Mengalami batuk batuk yang tidak
kunjung sembuh.
b. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap
perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan usia remaja. Keadaan
ketika anak tertua keluarga Ny. A sudah berusia 14 tahun, atau dikategorikan
sebagai remaja awal.
c. Tugas Perkembangan Keluarga yang
Belum Terpenuhi
Keluarga
belum dapat memodifikasi lingkungan. Artinya, keluarga Ny. A belum dapat
memperbaiki tempat tinggal mereka menjadi tempat tinggal yang lebih sehat dan
nyaman. Hal ini dikarenakan, kesulitan ekonomi yang dialami oleh keluarga Ny.
A.
1. Keadaan Biologis Keluarga
a. Keadaan Kesehatan
Seluruh
anggota keluarga Ny. A, sehat. Tidak terpapar kuman TBC atau menunjukkan gejala
TBC.
b. Kebersihan Keluarga
Keluarga
bersih, hanya saja tempat tinggalnya tidak terawatt dengan baik. Tempatnya
lembab dan ventilasi serta percahayaan kurang.
c. Penyakit yang Sering Diderita
Keluarga
klien tidak pernah menderita penyakit apapun yang serius, selain TBC yang
sedang dialami Ny. A saat ini.
d. Penyakit Kronis/Menular
Penyakit
TB paru adalah salah satu penyakit yang penularannya sangat cepat karena
menular melalui udara (droplet), oleh karena itu sangat perlu dikaji ada
tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit TB atau penyakit lain yang
dapat ditularkan atau yang diturunkan, karena keadaan kesehatan yang menurun
akibat menderita suatu penyakit tertentu dapat menurunkan daya immunitas
seseorang sehingga mempermudah terjadinya penyakit TB paru.
2. Lingkungan Rumah
a. Kebersihan dan Kerapihan
Kebersihan
rumah kurang. Kondisi rumah, lembab..
b. Penerangan
Penerangan
dari sinar matahari, kurang baik.
c. Ventilasi
Ventilasi
yang ada di rumah, kurang baik.
b.
Pengkajian
Individu
1. Identitas
Nama
: Ny. A
Umur : 50 tahun.
2.
Riwayat
Kesehatan
a. Masalah Kesehatan yang Pernah
Dialami
Klien
batuk batuk sudah lebih dari satu bulan, dan batuk klien produktif.
a.
Analisa Data
NO
|
DATA FOKUS
|
MASALAH KEPERAWATAN
|
KEMUNGKINAN ETIOLOGI
|
1
|
Data Subjektif:
1.
keluarga
Ny. A mengatakan bahwa Ny, A sudah mengalami batuk batuk selama 1 bulan.
Data Objektif:
1.
batuk
klien produktif.
|
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
|
ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga.
|
NO
|
DATA
FOKUS
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
KEMUNGKINAN
ETIOLOGI
|
2
|
Data
Subjektif:
1.
Ny. A
mengatakan sudah mengalami batuk batuk sejak satu bulan yang lalu.
Data
Objektif:
1.
Kesadaran
compos mentis
|
Resiko terjadinya penularan TB
Paru pada anggota keluarga yang lain
|
ketidak
mampuan memodifikasi lingkungan.
|
NO
|
DATA
FOKUS
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
KEMUNGKINAN
ETIOLOGI
|
3
|
Data
Subjektif:
2.
Ny. A
mengatakan bahwa ketika sakit, ia dibawa ke puskesmas terdekat
Data
Objektif:
2.
Klien
sudah dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan di daerahnya.
|
Potensial peningkatan status
kesehatan
|
Kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan status kesehatan.
|
Skoring
1) Bersihan
jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKOR
|
JUSTIFIKASI
|
1
|
Sifat
masalah:
Aktual
|
3/3
x1
|
1
|
Kondisi
Ny.A mengalami batuk sudah hampir satu bulan dan tak kunjung sembuh, batuk
Ny. A juga mengalami batuk produktif.
|
2
|
Kemungkinan
masalah untuk dirubah:
Mudah
|
2/2x
2
|
1
|
Keluarga membawa Ny. A ke
puskesmas. Biaya pengobatan terjangkau.
|
3
|
Potensi
pencegahan masalah:
Sedang
|
2/3
x 1
|
2/3
|
Kondisi rumah Ny. A lembab, ukuran
rumah 4x5 meter, jumlah anggota keluarga 6 orang, ventilasi dan pencahayaan
kurang baik. Pendapatan suami sebagai buruh hanya bisa memperbaiki sebagian saja.
|
4
|
Menonjolnya
masalah: Masalah dirasakan berat,harus segera ditangani
|
2/2
x 1
|
1
|
Kondisi Ny. A sudah hampir satu
bulan tak kunjung sembuh, batuk produktif adalah gejala-gejala yang dirasa
keluarga harus segera d tangani.
|
TOTAL
SKOR
|
4
2/3
|
2) Masalah keperawatan Resiko
penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungannya.
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKOR
|
JUSTIFIKASI
|
1
|
Sifat
masalah:
Resiko
|
2/3 x1
|
2/3
|
Ditangani
segera karena resiko penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain.
|
2
|
Kemungkinan
masalah untuk dirubah:
Mudah
|
2/2x 2
|
1
|
Dapat
dirubah dengan memberikan informasi tentang pencegahan penularan TB paru kepada Ny. A melalui penyuluhan.
Tidak membuang dahak sembarangan dan membuka jendela setiap harinya.
|
3
|
Potensi
pencegahan masalah:
Sedang
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Resiko
penularan sulit dicegah karena kondisi rumah yang lembab, sempit serta
ventilasi dan pencahayaan kurang baik kecuali keluarga mampu dan mau
memodifikasi keadaan lingkungan rumahnya.
|
4
|
Menonjolnya
masalah: Masalah dirasakan dengan ada upaya/segera ditangani
|
2/2 x 1
|
1
|
Masalah
perlu ditangani segera karena resiko penularan pada anggota keluarga yang
lain dengan melakukan pemeriksaan pada anggota keluarga yang lain (screening
kesehatan) dan anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas (puskesmas)
yang terdekat dan sesuai kemampuan.
|
TOTAL SKOR
|
6
1/3
|
3) Potensial
meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKOR
|
JUSTIFIKASI
|
1
|
Sifat
masalah:
Potensial
|
1/3
x 1
|
1/3
|
Ada kemungkinan keluarga untuk
menuju kesehatan keluarga yang lebih baik.
|
2
|
Kemungkinan
masalah untuk dirubah:
Mudah
|
2/2
x 2
|
2
|
Kemungkinan masalah untuk
diperbaiki di rumah Ny. A mudah karena sudah terbiasa memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
|
3
|
Potensi
pencegahan masalah:
Sedang
|
3/3
x 1
|
1
|
Sebelum terjadi penularan perlu
dilakukan pencegahan agar tidak
menular kepada anggota keluarganya yang lain
|
4
|
Menonjolnya
masalah: Masalah tidak dirasakan.
|
0/2
x 1
|
0
|
keluarga tidak merasakan adanya masalah yang
terjadi.
|
TOTAL
SKOR
|
4
1/3
|
2. Diagnosa
Keperawatan
a. Bersihan
jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
b. Resiko
penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga memodifikasi
lingkungannya.
c. Potensial
meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
3. Intervensi
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
|
UMUM
|
KHUSUS
|
|||
1.
|
Bersihan jalan nafas
tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah penyakit TB paru
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan jalan nafas Ny.A
efektif
|
a. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’, keluarga
mampu mengenal masalah TB Paru dengan cara menyebutkan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala TB Paru
b. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’
keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi maslaah TB Paru
dengan cara menyebutkan akibat dari TB Paru dan memutuskan untuk merawat Ny.
A dengan TB Paru
c. Setelah dilakukan pertemuan 2x45’
keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita
penyakit TB Paru dengan cara menjelaskan cara perawatan dan pencegahan
penularan TB Paru, mendemonstrasikan cara batuk efektif dan pembuangan dahak
pada pasien TB Paru
d. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’
keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan
dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi pasien penyakit
TB Paru
e. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dengan cara
menyebutkan manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan, menyebutkan jenis-jenis
pelayanan kesehatan yang tersedia dam memanfaatkan fasilitas kesehatan
|
1. Jelaskan pengertian, tanda dan
gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
2. Tanyakan kembali tentang
pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
3. Berikan reinforcement positif atas
kemampuan keluarga
1. Jelaskan pada keluarga Ny.A akibat
dari penyakit TB Paru
2. Tanyakan kembali pada keluarga
akibat TB Paru
3. Motivasi keliuarga untuk mengambil
keputusan dalam mengatasi TB Paru Ny.A
4. Berikan reinforcement positif atas
keputusan yang diambil keluarga dalam mengatasi TB Paru
1. Jelaskan cara perawatan,
pencegahan penyakit TB Paru
2. Ajarkan klien cara batuk efektif
dan membuang dahak yang benar
3. Tanyakan kembali cara perawatan,
pencegahan penyakit TB Paru
4. Anjurkan keluarga mempraktekkan
kembali cara batuk efektif dan membuang dahak ke tempatnya
5. Berikan reinforcement positif atas
hasil yang dicapai
1. Diskusikan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk memodifikasi lingkungan
2. Motivasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali cara memodifikasi lingkungan
3. Berikan reinforcement positif atas
hasil yang telah dicapai
1. Diskusikan dengan keluarga tentang
manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan
|
2.
|
Masalah keperawatan Resiko penularan pada
keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungannya.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan pengetahuan
keluarga Ny. A bertambah/ teratasi
|
a. Setelah kunjungan selama 1x30
menit keluarga Ny. A mampu mengenal masalah dengan menyebutkan pengertian, tanda
& gejala, serta penyebab dari TB Paru
b. Setelah diberikan penjelasan 1x30’
keluarga: mengambil keputusan untuk mengatasi masalah TB Paru
c. Setelah 1x30’ diberikan
penjelasan, keluarga mampu melakukan tindakan untuk merawat anggota keluarga
yang menderita penyakit TB Parudengan menjelaskan cara perawatan dan
melaksanakannya pada penderita TB Paru
d. Setelah 3x60’ kunjungan keluarga
Ny. A memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara
menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi penderita TB Paru
|
1 Menjelaskan pengertian dan gejala
serta penyebab dari penyakit TB Paru
2 Tanyakan kembali
tentang pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dan akibat dari penyakit
TB Paru
3 Berikan pujian yang
positif/jawaban yang tepat
1. Jelaskan pada keluarga Ny. S
akibat dari penyakit TB Paru
2. Motivasi keluarga untuk mengambil
keputusan
3. Tanyakan kembali pada keluarga
akibat dari penyebab TB Paru
4. Berikan kesempatan keluarga untuk
bertanya
1
Menjelaskan cara perawatan TB Paru
2
Berikan contoh menu makanan yang bergizi
3
Tanyakan kembali tentang cara merawat TB Paru dan
menu yang bergizi
4
Diskusikan tentang pentingnya perawatan di rumah
1
Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang
lingkungan rumah yang baik
2
Memodifikasi keluarga untuk mengungkapkan kembali
lingkungan
3
Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
sesuai kemampuan
|
3
|
Potensial peningkatan status
kesehatan berhubungan dengan kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
|
Setelah dilakukan pendidikan
kesehatan, keluarga mampu dan mengerti pentingnya memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada dilingkungan rumah.
|
a.
Setelah
kunjungan selama 1x30 menit keluarga Ny.S dan Tn. I mampu mengetahui
pentingnya berobat bila sakit.
b.
Setelah
diberikan penjelasan 1x30’ keluarga mau berobat ke puskesmas bila sakit.
|
1.
Jelaskan
tentang pentingnya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan bila sakit.
2.
Jelaskan
apa saja yang akan didapatkan klien saat berobat ke fasilitas kesehatan.
1.
Berikan
keluarga pengertian dampak dari tidak memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan.
2.
Berikan
pengertian tentang bahaya penyakit bila tidak segera disembuhkan.
|
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien.
2. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Tuberkulosis
(TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobakterium tuberkculosis
sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di
paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).
Ny. A memiliki Type keluarga nuclear
family, terdapat ayah ibu dan anak sebagai keluarga inti didalamnya. Rumah yang
dihuni Ny. A bersama keluarga hanya berukuran 4x5 meter, dengan keadaan lembab,
sehingga memungkinkan kuman TBC dapat menular dengan cepat, apalagi Ny.
Mengalami batuk batuk yang tidak kunjung sembuh
Keluarga belum dapat memodifikasi
lingkungan. Artinya, keluarga Ny. A belum dapat memperbaiki tempat tinggal
mereka menjadi tempat tinggal yang lebih sehat dan nyaman. Hal ini dikarenakan,
kesulitan ekonomi yang dialami oleh keluarga Ny. A.
3.2.
Saran
Sebagai
perawat kita harus mampu menggali
tindaklanjut untuk keperawatan keluarga dan memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan riwayat penyakit TB
paru. Perawatan tidak kalah
pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa
perawatan yang sempurna maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai.