Kamis, 12 Juni 2014

aksep keluarga



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Scenario
Batukku tak kunjung sembuh
Ny.A berusia 50 tahun di rawat di rumahnya, anggota keluarga mengatakan mengalami batuk sudah hampir satu bulan tak kunjung sembuh, batuk klien produktif. Klien dibawa berobat ke puskesmas oleh keluarga. Dokter puskesmas menyarankan agar klien melakukan pemeriksaan fhoto thorax dan pemeriksaan laboratorium diantaranya darah dan dahak. Perawat komunitas (keluarga) melakukan pengkajian terhadap tempat tinggal klien, didapatkan data kondisi rumah lembab, ukuran 4x5 meter, ventilasi dan pencahayaan kurang baik, mempunyai 4orang a
nak, anak yang paling kecil berusia 3tahun. Suami klien bekerja sebagai buruh bangunan.
1.2.  Jawaban Pertanyaan :
1.      Apa masalah keperawatan utama pada klien ?
Jawab :
a.       Bersihan jalan nafas tidak efektif.
b.      Resiko penyebaran penyakit
c.       Potensial meningkatnya status kesehatan berhubungan dengan mau memanfaatkan fasilitas kesehatan
2.      Apa masalah resiko pada keluarga klien ?
Jawab : Resiko penularan.
3.      Apa pengkajian lanjutan yang harus dilakukan oleh perawat komunitas (keluarga) ?
Jawab :
1)      Data umum
2)      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
3)      Data lingkungan
4)      Struktur keluarga
5)      Fungsi keluarga
6)      Stress dan koping keluarga
7)      Pemeriksaan kesehatan
8)      Harapan keluarga
4.      Apa diagnosa keperawatan yang bisa di tegakkan pada keluarga klien ?
Jawab :
1)      Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
2)      Resiko penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungannya.
3)      Potensial meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
5.      Buat prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga klien lengkap dengan skoring !
Jawab :
1)      Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru

NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
JUSTIFIKASI
1
Sifat masalah:
Aktual
3/3 x1
1
Kondisi Ny.A mengalami batuk sudah hampir satu bulan dan tak kunjung sembuh, batuk Ny. A juga mengalami batuk produktif.
2
Kemungkinan masalah untuk dirubah:
Mudah
2/2x 2
1
Keluarga membawa Ny. A ke puskesmas. Biaya pengobatan terjangkau.
3
Potensi pencegahan masalah:
Sedang
2/3 x 1
2/3
Kondisi rumah Ny. A lembab, ukuran rumah 4x5 meter, jumlah anggota keluarga 6 orang, ventilasi dan pencahayaan kurang baik. Pendapatan suami sebagai buruh hanya bisa  memperbaiki sebagian saja.
4
Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan berat,harus segera ditangani
2/2 x 1
1
Kondisi Ny. A sudah hampir satu bulan tak kunjung sembuh, batuk produktif adalah gejala-gejala yang dirasa keluarga harus segera d tangani. 

TOTAL SKOR

3         2/3


2)      Masalah keperawatan Resiko penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru.
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
JUSTIFIKASI
1
Sifat masalah:
Resiko
2/3 x1
2/3
Ditangani segera karena resiko penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain.
2
Kemungkinan masalah untuk dirubah:
Mudah
2/2x 2
1
Dapat dirubah dengan memberikan informasi tentang pencegahan penularan  TB paru kepada Ny. A melalui penyuluhan. Tidak membuang dahak sembarangan dan membuka jendela setiap harinya.
3
Potensi pencegahan masalah:
Sedang
2/3 x 1
2/3
Resiko penularan sulit dicegah karena kondisi rumah yang lembab, sempit serta ventilasi dan pencahayaan kurang baik kecuali keluarga mampu dan mau memodifikasi keadaan lingkungan rumahnya.
4
Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan dengan ada upaya/segera ditangani
2/2 x 1
1
Masalah perlu ditangani segera karena resiko penularan pada anggota keluarga yang lain dengan melakukan pemeriksaan pada anggota keluarga yang lain (screening kesehatan) dan anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas (puskesmas) yang terdekat dan sesuai kemampuan.

TOTAL SKOR

3        1/3

3)      Potensial meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
JUSTIFIKASI
1
Sifat masalah:
Potensial
1/3 x 1
1/3
Ada kemungkinan keluarga untuk menuju kesehatan keluarga yang lebih baik.
2
Kemungkinan masalah untuk dirubah:
Mudah
2/2 x 2
2
Kemungkinan masalah untuk diperbaiki di rumah Ny. A mudah karena sudah terbiasa memanfaatkan pelayanan kesehatan.
3
Potensi pencegahan masalah:
Sedang
3/3 x 1
1
Sebelum terjadi penularan perlu dilakukan  pencegahan agar tidak menular kepada anggota keluarganya yang lain
4
Menonjolnya masalah: Masalah tidak dirasakan.
0/2 x 1
0
keluarga  tidak merasakan adanya masalah yang terjadi.

TOTAL SKOR

3         1/3



4        Buat rencana intervensi berdasarkan prioritas masalah yang telah anda buat ?
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
EVALUASI
UMUM
KHUSUS
KRITERIA
STANDART
1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan jalan nafas Ny.A efektif
a. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’, keluarga mampu mengenal masalah TB Paru dengan cara menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru








b. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi maslaah TB Paru dengan cara menyebutkan akibat dari TB Paru dan memutuskan untuk merawat Ny. A dengan TB Paru






c.  Setelah dilakukan pertemuan 2x45’ keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit TB Paru dengan cara menjelaskan cara perawatan dan pencegahan penularan TB Paru, mendemonstrasikan cara batuk efektif dan pembuangan dahak pada pasien TB Paru











d. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi pasien penyakit TB Paru













e.  Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dengan cara menyebutkan manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan, menyebutkan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia dam memanfaatkan fasilitas kesehatan
1.      Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
2.      Tanyakan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
3.      Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga



1.      Jelaskan pada keluarga Ny.A akibat dari penyakit TB Paru
2.      Tanyakan kembali pada keluarga akibat TB Paru
3.      Motivasi keliuarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi TB Paru Ny.A
4.      Berikan reinforcement positif atas keputusan yang diambil keluarga dalam mengatasi TB Paru


1.     Jelaskan cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru
2.     Ajarkan klien cara batuk efektif dan membuang dahak yang benar
3.     Tanyakan kembali cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru
4.     Anjurkan keluarga mempraktekkan kembali cara batuk efektif dan membuang dahak ke tempatnya
5.     Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai








1.     Diskusikan hal-hal yang dapat dilakukan untuk memodifikasi lingkungan
2.     Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali cara memodifikasi lingkungan
3.     Berikan reinforcement positif atas hasil yang telah dicapai
















1.   Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan
Respon verbal dari keluarga terkait pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru














Respon verbal dan sikap dari keluarga tentang akibat TB Paru dan keputusan keluarga untuk mengatasi TB Paru














Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang cara perawatan TB Paru dan pencegahan penularan TB Paru


























Respon verbal, sikap dan psikomotor keluarga tentang lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru




















Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan dan penggunaan pelayanan kesehatan
TB Paru adalah suatu penyakit yang menular yang dapat menyerang siapa saja yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosae, tanda dan gejalanya adalah batuk-batuk terus menerus selama kurang lebih 3 minggu dan berdahak, sesak nafas, keluar keringat dingin pada malam hari, dan berat badan menurun.

Akibat dari TB Paru adalah tuberkulosis meningen, pnemonia tuberkulosis, dan kematian. Keluarga memutuskan untuk mengatasi dan merawat TB Paru Tn. I














Cara perawatan penyakit TB Paru adalah minum obat secara teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan. Cara pencegahan penularan TB Paru dengan memisahkan perlengkapan makan anggota keluarga dengan pasien, menutup mulut saat bersin dan batuk, serta membuang dahak pada tempatnya. Proses batuk efektif: tarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan seperti meniup balon sebanyak 3x dan waktu yang ketiga batukkan lalu buang dahak ke tempat yang berisi lysol lalu tutup.

Cara memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru adalah pencahayaan ruangan yang cukup, ventilasi rumah yang cukup, jendela dibuka agar sinar matahari bisa masuk kedalam rumah, menjemur kasur, bantal minimal 1minggu sekali dijemur, tidak membuang dahak sembarangan tempat, tapi gunakan kaleng yang didalamnya sudah diisi cairan desinfektan seperti lysol, air sabun, bayclean, agar kuman TB Paru dapat mati.

Manfaatkan kunjungan ke pelayanan kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan kesehatan: Puskesmas, bidan praktek, klinik swasta, posyandu, keluarga berkunjung ke pelayanan kesehatan (Puskesmas).
2.
Masalah keperawatan Resiko penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan pengetahuan keluarga Ny. A bertambah/ teratasi
a. Setelah kunjungan selama 1x30 menit keluarga Ny. A mampu mengenal masalah dengan menyebutkan pengertian, tanda & gejala, serta penyebab dari TB Paru














b. Setelah diberikan penjelasan 1x30’ keluarga: mengambil keputusan untuk mengatasi masalah TB Paru









c.  Setelah 1x30’ diberikan penjelasan, keluarga mampu melakukan tindakan untuk merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TB Parudengan menjelaskan cara perawatan dan melaksanakannya pada penderita TB Paru

d. Setelah 3x60’ kunjungan keluarga Ny. A memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi penderita TB Paru
1.      Menjelaskan pengertian dan gejala serta penyebab dari penyakit TB Paru
2.      Tanyakan  kembali tentang pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dan akibat dari penyakit TB Paru
3.      Berikan pujian yang positif/jawaban yang tepat









1.      Jelaskan pada keluarga Ny. S akibat dari penyakit TB Paru
2.      Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan
3.      Tanyakan kembali pada keluarga akibat dari penyebab TB Paru
4.      Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya


1.     Menjelaskan cara perawatan TB Paru
2.     Berikan contoh menu makanan yang bergizi
3.     Tanyakan kembali tentang cara merawat TB Paru dan menu yang bergizi
4.     Diskusikan tentang pentingnya perawatan di rumah





1.  Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang lingkungan rumah yang baik
2.  Memodifikasi keluarga untuk mengungkapkan kembali lingkungan
3.  Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas sesuai kemampuan
Respon verbal dari keluarga dengan menyebutkan tentang pengertian, penyakit TB Paru, tanda dan gejala serta penyebabnya

                  













Respon verbal keluarga mampu menjelaskan kembali akibat TB Paru dan mengambil keputusan untuk mengatasai TB Paru







Respon verbal keluarga mampu menjelaskan cara perawatan TB Paru














Respon verbal keluarga dapat menjelaskan lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru
1.    Keluarga mampu menyebutkan TB Paru adalah suatu penyakit yang menular.
2.    Tanda dan gejalanya adalah batuk terus-menerus dan berdahak, sesak nafas, keluar keringat dingin pada malam hari, berat badan menurun.
3.    Keluarga menyebutkan penyebab T B paru adalah: kuman mikrobakteri tuberkulosa


Keluarga dapat menyebutkan akibat dari tidak minum obat secara teratur maka kuman-kuman TB akan kebal didalam tubuh, maka penyakit akan sulit disembuhkan









Keluarga mampu menyebutkan cara perawatan penyakit TB Paru adalah: Minum obat teratur, makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan










1.      Keluarga dapat menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru adalah pencahayaan ruangan yang cukup
2.      Ventilasi rumah yang cukup
3.      Jendela rajin dibuka agar sinar matahari bisa masuk kedalam rumah
4.      Menjemur kasur, bantal, minimal 1 minggu sekali
5.      Tidak membuang dahak sembarangan tempat, tapi gunakan kaleng yang didalamnya di isi cairan desinfektan seperti tysol, air sabun, bayclin, agar kuman TB dapat mati

5        Apa evaluasi yang dapat dilakukan pada keluarga Ny.A ?
1)      Apakah keluarga Ny.A sudah mengetahui tentang penyakit TB paru ?
2)      Apakah keluarga Ny.A sudah mengetahui cara pencegahan penularan TB paru?
3)      Apakah keluarga Ny.A telah mengetahui tentang pentingnya ventilasi dan pencahayaan?


BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1.       Konsep dasar
1.      Pengertian
Tuberkulosis (TBC) adalah  penyakit akibat kuman Mycobakterium  tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis  paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).

2.      Etiologi
Penyebab penyakit Tuberculosis adalah bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan Mycobacterium Bovis.

3.      Patofisologi
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5 mikromilimeter.
Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit ( biasanya sel T ) adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat).
Nekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju yang biasa disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
4.      Klasifikasi
a.       Pembagian secara patologis :
·         Tuberkulosis  primer ( Child hood tuberculosis ).
·         Tuberkulosis post primer ( Adult tuberculosis ).
b.      Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu :
·         Tuberkulosis Paru BTA positif.
·         Tuberkulosis Paru BTA negative
c.       Pembagian secara aktifitas radiologis :
·    Tuberkulosis paru ( Koch pulmonal ) aktif.
·    Tuberkulosis non aktif .
·    Tuberkulosis quiesent ( batuk aktif yang mulai sembuh ).

5.      Manifestasi Klinis
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:
1.      Gejala respiratorik, meliputi:
a.       Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b.      Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c.       Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d.      Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
2.      Gejala sistemik, meliputi:
a.       Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

6.      Pemeriksaan diagnostic
a.      Pemeriksaan Laboratorium
·           Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit
·           Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) : Positif untuk basil asam-cepat.
·           Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda.
·           Anemia bila penyakit berjalan menahun
·           Leukosit ringan dengan predominasi limfosit
·           LED meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan.
·           GDA : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan paru.
·           Biopsi jarum pada jaringan paru : Positif untuk granuloma TB; adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.
·           Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi; contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat ditemukan pada TB paru kronis luas.
b.      Radiologi
·           Foto thorax : Infiltrasi lesi awal pada area paru atas simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan perubahan menunjukan lebih luas TB dapat termasuk rongga akan fibrosa. Perubahan mengindikasikanTB yang lebih berat dapat mencakup area berlubang dan fibrous. Pada foto thorax tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
·           Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB.
·           Gambaran radiologi lain yang sering menyertai TBC  adalah penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).
c.       Pemeriksaan fungsi paru
·           Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu: kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.

7.      Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tuberkulosis antara lain :
1.      Pencegahan Tuberkulosis Paru
·         Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.
·         Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.
·         Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak.
·         Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
·         Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke dalam rumah.
·         Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.



2.      Pengobatan Tuberkulosis Paru
Menggunakan paduan OAT jangka pendek selama 6 bulan Terdiri dari :
a.       Isoniazid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 % populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian 5 mg/kg berat badan, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg berat badan.
b.      Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, membunuh kuman semi dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid. Dosis 10 mg/kg berat badan. Dosis sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu.
c.       Pirazinamid (Z)
Bersifat bakterisid, membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian 25 mg/kg berat badan, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kg berat badan.
d.      Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, dosis 15 mg/kg berat badan, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama.
e.       Etambutol (E)
Bersifat menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik). Dosis harian 15 mg/kg berat adan, sedangkan untuk intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan 30 mg/kg berat badan.

Kategori OAT:
a.       Kategori-1
2HRZE/4H3R3. Dalam kategori jenis pertama ini penderita selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Pemberian obat TBC ini diberikan kepada pasien baru TBC paru dengan hasil BTA positif, penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) yang berat.

b.      Kategori-2
HRZE/5H3R3E3. PengobatanDiberikan kepada penderita yang kambuh. Pasien yng mengalami gagal terapi dan juga kepada penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
c.       Kategori-3
2HRZ/4H3R3. Pengobatan Tuberkulosis kategori ketiga ini diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
d.      Sisipan (HREZ)
Setiap kategori pengobatan terdiri ats 2 tahap pemberian, yaitu fase awal dan fase lanjutan berkala.

8.      Komplikasi
Penyakit TB Paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya :
1.         Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, faringitis.
2.         Komplikasi lanjut :
·           Obstruksi jalan nafas, seperti SOPT ( Sindrom Obstruksi Pasca Tubercolosis)
·           Kerusakan parenkim berat, seperti SOPT atau fibrosis paru, Cor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, ARDS.

2.2.       Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan, keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Depkes RI, 1998:3).
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga (Effendi, 1998:55).



1.        Pengkajian
Lima tahap proses keperawatan terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa keperawatan), rencana keperawatan, implementasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Proses keperawatan memiliki tahapan-tahapan yang saling bergantung dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap satu ke tahap lain, (Friedman,1998:55). Menurut Friedman (1998:56) proses pengkajian keperawatan dengan pengumpulan informasi secara terus-menerus terhadap arti yang melekat pada informasi yang sedang dikumpulkan tersebut. Pengkajian yang dilakukan meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis, diklasifikasi dianalisa artinya.
1.      Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan, studi dokumentasi (melihat KMS, kaetu keluarga) dan pemeriksaan fisik (Effendi,1998:47).
Data yang dikumpulkan meliputi:
1.      Identitas keluarga
yang dikaji adalah umur,pekerjaan dan tempat tinggal.
Yang beresiko menjadi penderita tuberculosis adalah: individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tuna wisma,tahanan), dibawah umur 15 tahun dan dewasa muda antara 15-44 tahun ,tinggal ditempat kumuh dan perumahan di bawah standart dan pekerjaan.
2.      Latar belakang budaya atau kebiasaan keluarga
·      Kebiasaan makan
Pada penderita tuberculosis mengalami nafsu makan menurun bila terjadi terus menerus akan menyebabkan penderita menjadi lemah. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) (Tempointeraktif, 23 Juli 2005).
·      Pemanfaatkan fasilitas kesehatan
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sangat berpengaruh dalam perawatan tuberculosis baik untuk mendapatkan informasi maupun pengobatan. Beberapa tempat yang memberikan pelayanan kesehatan bagi tuberculosis adalah Puskesmas, BP4, Rumah Sakit dan Dokter pratek swasta (Depkes RI, 2002).
·      Status Sosial Ekonomi
Pendidikan yang rendah berpengaruh terhadap pola pikir dan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah dalam keluarga (Effendy, 1998). Sebaliknya dengan tingkat pendidikan tinggi keluarga akan mampu mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.
·      Pekerjaan dan Penghasilan
Pekerjaan dan penghasilan merupakan hal yang sangat berkaitan. Penghasilan keluarga akan menentukan kemampuan mengatasi masalah kesehatan yang ada. Kemampuan menyediakan perumahan yang sehat, kemampuan pengobatan anggota keluarga yang sakit dan kemampuan menyediakan makanan dengan Gizi yang seimbang. 60% penderita tuberculosis adalah penduduk miskin (Sinar Harapan, 23 Juli 2005).
·      Aktivitas
Selain kebutuhan makanan, kebutuhan istirahat juga harus diperhatikan. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan istirahat minimal 8 jam perhari (Depkes RI, 2002).
·      Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Tingkat perkembangan pada tahap pembentukan keluarga akan didapati masalah dengan social ekonomi yang rendah karena harus belajar menyesuaikan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Keluarga baru belajar memecahkan masalah. Dengan keadaan tersebut berpengaruh pada tingkat kesehatan keluarga. Social ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi (Effendy,1998). Tidak adanya riwayat keluarga yang mempunyai masalah kesehatan tidak berpengaruh pada status kesehatan keluarga. 
·      Data lingkungan
a.       Karakteristik rumah
Keadaan rumah yang sempit, ventilasi kurang, udara yang lembab termasuk rumah dengan kondisi di bawah standart kesehatan. Salah satu factor yang bisa menyebabkan kuman tuberculosis bertahan hidup adalah kondisi udara yang lembab (Depkes RI, 2002).
b.      Karakteristik lingkungan
Lingkungan rumah yang bersih, pembuangan sampah dan pembuangan limbah yang benar dapat mengurangi penularan TBC dan menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosa. TBC sangat erat berhubungan dengan kondisi lingkungan yang kumuh .
c.       Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kuman tuberculosis dapat menular dari ke orang melalui udara. Semakin sering kontak langsung dengan penderita bereksiko sekali tertular TBC. Terutama yang merawat di rumah berkesempatan terkena TBC dari pada yang berada di tempat umum.
3.      Struktur keluarga
·      Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan.
·      Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.
·      Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
·      Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(Suprajitno,.2004: 7)
4.      Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)
·      Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
·      Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
·      Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :
1.      Mengenal masalah kesehatan keluarga 
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidak sanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, akibat, pancegahan, perawatan dan pengobatan TBC.


2.      Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
3.      Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
4.      Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
5.      Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

·      Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.
·      Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
·      Koping keluarga
Bila koping keluarga tidak efektif terhadap stressor yang akan menyebabkan stress yang berkepanjangan.Hal ini akan mempengaruhi daya tahan tubuh .

2.        Analisa Data
Dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
a.       Keadaan kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga yang meliputi : keadaan fisik, mental, sosial dan pertumbuhan dan penghargaan gizi, kehamilan, status imunisasi, KB dan lain – lainnya
b.      Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, tempat pembuangan air limbah serta pemanfaatan pekarangan yang ada
c.       Karakteristik keluarga meliputi : sifat – sifat keluarga, dinamika dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga, kebiasaan nilai – nilai yang berlaku dalam keluarga

3.        Perumusan Masalah
Setelah data di analisis maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar, yaitu :
a.       Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan mencapai potensi kesehatan
b.      Kurang / tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan
c.       Situasi krisis adalah saat – saat banyak menuntut individu / keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.
Selain mengacu pada tipologi masalah kesehatan, juga mengacu pada berbagai alasan dari ketidakmampuan dalam melaksanakan tugas–tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

4.        Prioritas Masalah
Setelah merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut:
a.       Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
b.      Perlu pertimbangan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit
c.       Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap suatu keperawatan yang akan diberikan
d.      Keterkaitan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi
e.       Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan/keperawatan keluarga
f.       Pengetahuan dan kebudayaan keluarga

Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga, Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas sebagai berikut :





Tabel 2.2 Skala Prioritas
Kriteria
Skor
Bobot
Sifat masalah
Skala           : - Tidak / kurang sehat
                      - Ancaman kesehatan
                    - Krisis

3
2
1
1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala           : - Dengan mudah
                   - Hanya sebagian
                   - Tidak dapat

2
1
0
2
Potensi masalah untuk diubah
Skala           : - Tinggi
                   - Cukup 
                   - Rendah

3
2
1
1
Menonjolnya masalah
Skala           : - Masalah berat harus ditangani
                     - Masalah yang tidak perlu               segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan

2
1

0
1




Skoring :
·           Tentukan skor untuk setiap kriteria.
·           Skor dibagi dengan angka tertinggi dikalikan dengan bobot
·           Jumlah skor untuk semua kriteria.
·           Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

2.        Diagnosa Keperawatan
a.       Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis
b.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi
c.       Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah (pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka panjang

3.        Rencana Asuhan Keperawatan
a.       Resiko penyebaran infeksi TBC
Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang terdekat maupun pada masyarakat sekitar
Intervensi :
a.       Jelaskan penyebab TB paru adalah  basil mycobacterium tuberculosa, dimana dapat menyerang semua orang  baik kecil, tua, muda, kaya, miskin.
b.      Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan  TB paru yaitu melalui percikan ludah atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan menguap. Daya tahan tubuh  yang dipengaruhi  oleh usia, nutrisi dan faktor faali.
c.       Kaji cara keluarga  dalam mengambil keputusan untuk mencegah  terjadinya penularan penyakit TB paru.
d.      Jelaskan akibat  bila tidak  dilakukan perawatan pada anggota  keluarga  misal  penularan pada anggota  keluarga.
e.       Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin karena  dalam kondisi tubuh yang buruk mudah tertular.
f.       Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan
g.      Jelaskan dan demontrasikan  cara hidup sehat seperti : pada saat batuk, bersin dan menguap sebaiknya  mulut dan hidung ditutup ; cara membuang dahak atau ludah  yaitu di kloset kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka harus diuruk dengan tanah ; alat makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya disiram  dengan air mendidih kemudian  dicuci bersih.
h.      Jelaskan  dan demontrasikan  tentang rumah yang mendukung tidak terjadinya penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan  dari polusi  udara, ventilasi rumah harus cukup  sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa, pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar matahari bisa masuk secukupnya karena kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila terkena sinar matahari.
i.        Jelaskan bahwa klien TB  perlu dukungan semangat untuk hidup panjang umur dan jangan putus asa .
j.        Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.
k.      Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.
l.        Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat dengan syarat yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak lembab.).psikologis (pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus baik, pencahayaan harus cukup dan terhindar dari kebisingan)
m.    Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

b.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi
Tujuan Umum : keluarga mampu  melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru pada anggota.
Intervensi :
a.       Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti tentang gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia, demam dimalam hari dengan atau tanpa berkeringat dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.
b.      Jelaskan  bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan  pneumonia aspirasi, tersumbatnya jalan nafas.
c.       kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.
d.      Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan  dan perawatan yang tepat dan teratur.
e.       Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati  dalam jangka waktu yang lama  dapat menimbulkan komplikasi seperti batuk darah.
f.       kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.
g.      Jelaskan  dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien  TB  paru : makan yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup ,  pikiran diusahakan  santai hindari stres yang berlarut – larut, berhenti merokok dan hindari polusi udara. Gerak badan  dianjurkan bila penyakit tampak sembuh.
h.      Jelaskan pengobatan TB paru  dan cara minum obat serta berapa lama harus minum obat.

c.       Resiko kerusakan manajemen terapeutik
Tujuan : Keluarga memahami tentang kondisi, tindakan pencegahan infeksi, penatalaksanaan stress, faktor pemberat, tanda dan gejala komplikasi, dan sumber-sumber di komunitas yang dapat digunakan.
Kriteria hasil : 
·         Menunjukkan niat untuk berbagi masalah dengan anggota keluarga yang lain atau teman yang dapat dipercaya.
·         Menyebutkan efek samping obat.
·         Mengidentifikasi strategi untuk mengurangi stress.
·         Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada tenaga kesehatan.
·         Menggambarkan penatalaksanaan jangka panjang penyakit.
·         Menyebutkan manfaat penggunaan gelang Kewaspadaan-Medis.
Intervensi :
a.       Ajarkan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jangka panjang untuk menentukan tingkat pembelajaran klien-keluarga.
b.      Ajarkan strategi penatalaksanaan stess : gunakan tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, rujuk ke sumber komunitas untuk program penatalaksanaan stress.
c.       Ajarkan konservasi energi.
d.      Informasikan klien tentang faktor yang diketahui mencetuskan eksaserbasi
e.       Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada profesional pelayanan kesehatan :
f.       Ajarkan  tehnik mengunyah dan menelan
4.        Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan TBC adalah :
a.       Sumber daya Keluarga (keuangan)
Sumber daya (keuangan) yang memadai diharapkan mampu menunjang proses penyembuhan pada anggota keluarga yang menderita TBC
b.      Tingkat pendidikan keluarga
Tingkat pendidikan keluarga dapat mempengaruhi kemampuam keluarga dalam mengenal masalah TBC dan mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita TBC.
c.       Adat istiadat yang berlaku
Adat istiadat yang berlaku berpengaruh pada kemampuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang menderita TBC
d.      Respon dan penerimaan keluarga
Respon dan penerimaan keluarga sangat berpengaruh pada penyembuhan karena keluarga mampu memberi motivasi.
Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik pada keluarga akan memudahkan keluarga dalam memberikan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita TBC. 
                                                   
5.        Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Menurut Friedman (1998) evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Ada beberapa metode evaluasi yang dipakai dalam perawatan. Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang dievaluasi. Bila tujuan tersebut sudah tercaapai maka kita membuat rencana tindak lanjut.




BAB III
LAPORAN KASUS
Ny. A berusia 50 tahun dirawat di rumahnya, anggota keluarga mengatakan mengalami batuk sudah hamper satu bulan tak kunjung sembuh, batuk klien produktif. Klien dibawa berobat ke puskesmas oleh keluarga. Dokter puskesmas menyarankan agar klien melakukan pemeriksaan fhoto thorax dan pemeriksaan laboratorium diantaranya darah dan dahak. Perawat komunitas (keluarga) melakukan mengkajian terhadap tempat tinggal klien, didapatkan data kondisi rumah lembab,ukuran rumah 4x5 meter, ventilasi dan pencahayaan kurang baik, mempunyai 4 orang anak, anak yang paling kecil berusia 3 tahu. Suami klien bekerja sebagai buruh bangunan.
1.             Pengkajian
a.      Pengkajian keluarga
Nama : Ny. A
Usia   : 50 th
a.       Type Keluarga
Ny. A memiliki Type keluarga nuclear family, terdapat ayah ibu dan anak sebagai keluarga inti didalamnya. Rumah yang dihuni Ny. A bersama keluarga hanya berukuran 4x5 meter, dengan keadaan lembab, sehingga memungkinkan kuman TBC dapat menular dengan cepat, apalagi Ny. Mengalami batuk batuk yang tidak kunjung sembuh.
b.      Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan usia remaja. Keadaan ketika anak tertua keluarga Ny. A sudah berusia 14 tahun, atau dikategorikan sebagai remaja awal.
c.       Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga belum dapat memodifikasi lingkungan. Artinya, keluarga Ny. A belum dapat memperbaiki tempat tinggal mereka menjadi tempat tinggal yang lebih sehat dan nyaman. Hal ini dikarenakan, kesulitan ekonomi yang dialami oleh keluarga Ny. A.

1.      Keadaan Biologis Keluarga
a.       Keadaan Kesehatan
Seluruh anggota keluarga Ny. A, sehat. Tidak terpapar kuman TBC atau menunjukkan gejala TBC.
b.      Kebersihan Keluarga
Keluarga bersih, hanya saja tempat tinggalnya tidak terawatt dengan baik. Tempatnya lembab dan ventilasi serta percahayaan kurang.
c.       Penyakit yang Sering Diderita
Keluarga klien tidak pernah menderita penyakit apapun yang serius, selain TBC yang sedang dialami Ny. A saat ini.
d.      Penyakit Kronis/Menular
Penyakit TB paru adalah salah satu penyakit yang penularannya sangat cepat karena menular melalui udara (droplet), oleh karena itu sangat perlu dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit TB atau penyakit lain yang dapat ditularkan atau yang diturunkan, karena keadaan kesehatan yang menurun akibat menderita suatu penyakit tertentu dapat menurunkan daya immunitas seseorang sehingga mempermudah terjadinya penyakit TB paru.

2.      Lingkungan Rumah
a.       Kebersihan dan Kerapihan
Kebersihan rumah kurang. Kondisi rumah, lembab..
b.      Penerangan
Penerangan dari sinar matahari, kurang baik.
c.       Ventilasi
Ventilasi yang ada di rumah, kurang baik.

b.        Pengkajian Individu
1.     Identitas
Nama : Ny. A
Umur  : 50 tahun.
2.         Riwayat Kesehatan
a.       Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami
Klien batuk batuk sudah lebih dari satu bulan, dan batuk klien produktif.
a.        Analisa Data
NO
DATA FOKUS
MASALAH KEPERAWATAN
KEMUNGKINAN ETIOLOGI
1
Data Subjektif:
1.      keluarga Ny. A mengatakan bahwa Ny, A sudah mengalami batuk batuk selama 1 bulan.
Data Objektif:
1.      batuk klien produktif.
Bersihan jalan nafas tidak efektif
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.













































NO
DATA FOKUS
MASALAH KEPERAWATAN
KEMUNGKINAN ETIOLOGI
2
Data Subjektif:
1.      Ny. A mengatakan sudah mengalami batuk batuk sejak satu bulan yang lalu.

Data Objektif:
1.      Kesadaran compos mentis
Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain
ketidak mampuan memodifikasi lingkungan.

NO
DATA FOKUS
MASALAH KEPERAWATAN
KEMUNGKINAN ETIOLOGI
3
Data Subjektif:
2.      Ny. A mengatakan bahwa ketika sakit, ia dibawa ke puskesmas terdekat

Data Objektif:
2.      Klien sudah dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan di daerahnya.
Potensial peningkatan status kesehatan
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan status kesehatan.

Skoring
1)      Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru

NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
JUSTIFIKASI
1
Sifat masalah:
Aktual
3/3 x1
1
Kondisi Ny.A mengalami batuk sudah hampir satu bulan dan tak kunjung sembuh, batuk Ny. A juga mengalami batuk produktif.
2
Kemungkinan masalah untuk dirubah:
Mudah
2/2x 2
1
Keluarga membawa Ny. A ke puskesmas. Biaya pengobatan terjangkau.
3
Potensi pencegahan masalah:
Sedang
2/3 x 1
2/3
Kondisi rumah Ny. A lembab, ukuran rumah 4x5 meter, jumlah anggota keluarga 6 orang, ventilasi dan pencahayaan kurang baik. Pendapatan suami sebagai buruh hanya bisa  memperbaiki sebagian saja.
4
Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan berat,harus segera ditangani
2/2 x 1
1
Kondisi Ny. A sudah hampir satu bulan tak kunjung sembuh, batuk produktif adalah gejala-gejala yang dirasa keluarga harus segera d tangani. 

TOTAL SKOR

4         2/3


2)      Masalah keperawatan Resiko penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungannya.
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
JUSTIFIKASI
1
Sifat masalah:
Resiko
2/3 x1
2/3
Ditangani segera karena resiko penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain.
2
Kemungkinan masalah untuk dirubah:
Mudah
2/2x 2
1
Dapat dirubah dengan memberikan informasi tentang pencegahan penularan  TB paru kepada Ny. A melalui penyuluhan. Tidak membuang dahak sembarangan dan membuka jendela setiap harinya.
3
Potensi pencegahan masalah:
Sedang
2/3 x 1
2/3
Resiko penularan sulit dicegah karena kondisi rumah yang lembab, sempit serta ventilasi dan pencahayaan kurang baik kecuali keluarga mampu dan mau memodifikasi keadaan lingkungan rumahnya.
4
Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan dengan ada upaya/segera ditangani
2/2 x 1
1
Masalah perlu ditangani segera karena resiko penularan pada anggota keluarga yang lain dengan melakukan pemeriksaan pada anggota keluarga yang lain (screening kesehatan) dan anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas (puskesmas) yang terdekat dan sesuai kemampuan.

TOTAL SKOR

6        1/3


3)      Potensial meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
JUSTIFIKASI
1
Sifat masalah:
Potensial
1/3 x 1
1/3
Ada kemungkinan keluarga untuk menuju kesehatan keluarga yang lebih baik.
2
Kemungkinan masalah untuk dirubah:
Mudah
2/2 x 2
2
Kemungkinan masalah untuk diperbaiki di rumah Ny. A mudah karena sudah terbiasa memanfaatkan pelayanan kesehatan.
3
Potensi pencegahan masalah:
Sedang
3/3 x 1
1
Sebelum terjadi penularan perlu dilakukan  pencegahan agar tidak menular kepada anggota keluarganya yang lain
4
Menonjolnya masalah: Masalah tidak dirasakan.
0/2 x 1
0
keluarga  tidak merasakan adanya masalah yang terjadi.

TOTAL SKOR

4         1/3



2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
b.      Resiko penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungannya.
c.       Potensial meningkatnya status kesehatan pada keluarga Ny. A b.d kemampuan keluarga Ny. A dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

3.      Intervensi
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
UMUM
KHUSUS
1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny. A b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB paru
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan jalan nafas Ny.A efektif
a.        Setelah dilakukan pertemuan 1x45’, keluarga mampu mengenal masalah TB Paru dengan cara menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru


b.      Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi maslaah TB Paru dengan cara menyebutkan akibat dari TB Paru dan memutuskan untuk merawat Ny. A dengan TB Paru

c.       Setelah dilakukan pertemuan 2x45’ keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit TB Paru dengan cara menjelaskan cara perawatan dan pencegahan penularan TB Paru, mendemonstrasikan cara batuk efektif dan pembuangan dahak pada pasien TB Paru

d.      Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi pasien penyakit TB Paru

e.       Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dengan cara menyebutkan manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan, menyebutkan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia dam memanfaatkan fasilitas kesehatan
1.    Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
2.    Tanyakan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru
3.    Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga


1.    Jelaskan pada keluarga Ny.A akibat dari penyakit TB Paru
2.    Tanyakan kembali pada keluarga akibat TB Paru
3.    Motivasi keliuarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi TB Paru Ny.A
4.    Berikan reinforcement positif atas keputusan yang diambil keluarga dalam mengatasi TB Paru



1.    Jelaskan cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru
2.    Ajarkan klien cara batuk efektif dan membuang dahak yang benar
3.    Tanyakan kembali cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru
4.    Anjurkan keluarga mempraktekkan kembali cara batuk efektif dan membuang dahak ke tempatnya
5.    Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai




1.    Diskusikan hal-hal yang dapat dilakukan untuk memodifikasi lingkungan
2.    Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali cara memodifikasi lingkungan
3.    Berikan reinforcement positif atas hasil yang telah dicapai





1.    Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan
2.
Masalah keperawatan Resiko penularan pada keluarga Ny. A b.d ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungannya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan pengetahuan keluarga Ny. A bertambah/ teratasi
a.     Setelah kunjungan selama 1x30 menit keluarga Ny. A mampu mengenal masalah dengan menyebutkan pengertian, tanda & gejala, serta penyebab dari TB Paru

b.     Setelah diberikan penjelasan 1x30’ keluarga: mengambil keputusan untuk mengatasi masalah TB Paru




c.     Setelah 1x30’ diberikan penjelasan, keluarga mampu melakukan tindakan untuk merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TB Parudengan menjelaskan cara perawatan dan melaksanakannya pada penderita TB Paru

d.    Setelah 3x60’ kunjungan keluarga Ny. A memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi penderita TB Paru
1       Menjelaskan pengertian dan gejala serta penyebab dari penyakit TB Paru
2       Tanyakan  kembali tentang pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dan akibat dari penyakit TB Paru
3       Berikan pujian yang positif/jawaban yang tepat

1.      Jelaskan pada keluarga Ny. S akibat dari penyakit TB Paru
2.      Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan
3.      Tanyakan kembali pada keluarga akibat dari penyebab TB Paru
4.      Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya


1        Menjelaskan cara perawatan TB Paru
2        Berikan contoh menu makanan yang bergizi
3        Tanyakan kembali tentang cara merawat TB Paru dan menu yang bergizi
4        Diskusikan tentang pentingnya perawatan di rumah






1        Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang lingkungan rumah yang baik
2        Memodifikasi keluarga untuk mengungkapkan kembali lingkungan
3        Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas sesuai kemampuan
3
Potensial peningkatan status kesehatan berhubungan dengan kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga mampu dan mengerti pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan rumah.
a.   Setelah kunjungan selama 1x30 menit keluarga Ny.S dan Tn. I mampu mengetahui pentingnya berobat bila sakit.



b.       Setelah diberikan penjelasan 1x30’ keluarga mau berobat ke puskesmas bila sakit.
1.    Jelaskan tentang pentingnya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan bila sakit.
2.    Jelaskan apa saja yang akan didapatkan klien saat berobat ke fasilitas kesehatan.


1.    Berikan keluarga pengertian dampak dari tidak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
2.    Berikan pengertian tentang bahaya penyakit bila tidak segera disembuhkan.

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.




2.       Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya



































BAB III
PENUTUP
3.1.          Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC) adalah  penyakit akibat kuman Mycobakterium  tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).
Ny. A memiliki Type keluarga nuclear family, terdapat ayah ibu dan anak sebagai keluarga inti didalamnya. Rumah yang dihuni Ny. A bersama keluarga hanya berukuran 4x5 meter, dengan keadaan lembab, sehingga memungkinkan kuman TBC dapat menular dengan cepat, apalagi Ny. Mengalami batuk batuk yang tidak kunjung sembuh
Keluarga belum dapat memodifikasi lingkungan. Artinya, keluarga Ny. A belum dapat memperbaiki tempat tinggal mereka menjadi tempat tinggal yang lebih sehat dan nyaman. Hal ini dikarenakan, kesulitan ekonomi yang dialami oleh keluarga Ny. A.
3.2.          Saran
Sebagai perawat kita harus mampu menggali tindaklanjut untuk keperawatan keluarga  dan memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan riwayat penyakit TB paru.  Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai.