KOMUNIKASI
PADA ANAK
Dalam
melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak,
metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam
melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses
komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan
akurat.
A. Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang
1. Usia
Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang
efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal
dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
2. Usia
Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat
ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu
memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata
dan masih terdengan kata-kata ulangan.
Pada anak usia ini
khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan
banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.
Komunikasi pada usia tersebut
sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya
tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa
bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya,
takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih
belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996).
Pada usia ini cara
berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi
pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan
yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab
harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap
mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas
saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah
diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur
jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi
langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika
diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan
anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis
atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.
3. Usia
Sekolah (5-11 tahun)
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat
dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan
yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan
kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah
mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia
sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak
yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang
membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia
ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu
sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan
dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam
sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
4. Usia
Remaja (11-18 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia remaja
ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai
berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak
usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam
komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih
positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak
menjadi dewasa.
Komunikasi yang
dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman
sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga
kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan
merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
B. Cara komunikasi dengan anak
Komunikasi
dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan
anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai
data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan
masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat
digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara
berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan
diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan
orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu dapat
digunakan cara dengan memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang
dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok
pembicaraan.
2. Bercerita
2. Bercerita
Melalui
cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan
melalui tulisan maupun gambar.
3.
Memfasilitasi
Memfasilitasi
anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon
anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu
mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan
respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh
perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang
jelek pada anak.
4. Biblioterapi
4. Biblioterapi
Melalui
pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan,
dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan kepada anak.
5. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan
ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan
keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
6. Pilihan pro dan kontra
6. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan
teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan
dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang
positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
7. Penggunaan skala
7. Penggunaan skala
Penggunaan
skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak
seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
8. Menulis
Melalui
cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah
atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
9.
Menggambar
Seperti
halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya,
perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak
akan mengungkapkan perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar
yang ditulisnya.
10. Bermain
Bermain
alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan
interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan
pesan-pesan dapat disampaikan.