BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Gangguan
adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang
ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas seperti kemunduran fungsi
sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Dalam melakukan perawatan pasien dengan gangguan jiwa
dengan melakuakn terapi somatic. Jenis terapi somatic diantaranya pengikatan,
isolasi, terapi kejang listrik, foto terapi, dan terapi devrivasi tidur.
Isolasi adalah menempatkan pasien dalam stau ruangan
dimana dia tidak bisa keluar dari ruangan sekehendaknya. Baiasanya digunakan
pada pasien dengan gangguan jiwa yang mengalami amuk.
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Mengetahui
pengertian teknik isolasi
2.
Mengetahui
tujuan untuk dilakukannya teknik isolasi
3.
Mengetahui
indikasi dan kontra indikasi teknik isolasi
4.
Mengetahui
prosedur pelaksaanaan teknik isolasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep
Dasar Gangguan Jiwa
kesehatan
jiwa : secara primer tetang perasaan sejahtera, secara subjektif suatu
penilaian diri tentang perasaan seseorang, mencakup area seperti konsep diri
tentang kemampuan seseorang, kebugaran, dan energi perasaan sejahtera dan
kemampuian pengendalian diri internal ; indikator mengenai keadaan sehat
mental/menurut UU No 3 Tahun 1966, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional, yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
gangguan jiwa adalah gejalah atau prilaku yang ditemukan secara klinis,
yang disertai dengan penderitaan pada kebayakan kasus berkaitan dengan
terganggunya fungsi seseorang.
Dalam
mengatasi pasien gangguan jiwa bersifat komprehensif, yang meliputi terapi psikofarmaka, terapi somatic, terapi
modalitas.
a.
Terapi
psikofarmaka
Terapi Psikofarma adalah terapi
menggunakan obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan mempunyai efek
utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan
psikiatrik.
Menurut
Rusdi Maslim yang termasuk obat-obatan psikofarmaka adalah golongan :
1.
Anti
Psikotik, pemberian sering disertai pemberian anti perkinson
2.
Anti
Depresi
3.
Anti
Maniak
4.
Anti
Cemas ( Anti Ansietas)
5.
Anti
Insomnia
6.
Anti
Obsesif – Kompulsif
7.
Anti
Panik
b.
Terapi
modalitas
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan
jiwa. Tetapi ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dari perilaku
yang maladaptif menjadi perilaku adaptif. Jenis-jenis terapi modalitas antara
lain:
1.
Aktifitas Kelompok
2.
Terapi keluarga
3.
Terapi Rehabilitasi
4.
Terapi Psikodrama
5.
Terapi Lingkungan
c.
Terapi
somatic
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada
klien dengan gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif
menjadi perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi
fisik klien. Walaupun yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien, tetapi
target terapi adalah perlakuan klien. Jenis terapi somatik adalah meliputi:
1.
Pengikatan
2.
ECT (Elektro
Convulsive Therapy) / Terapi
Kejang Listrik
3.
Isolasi
4.
Fototerapi
5.
Terapi deprivasi tidur
2.2. Teknik
Isolasi
Isolasi
adalah menempatkan pasien dlm suatu ruang di mana dia tdk dpt keluar dari
ruangan tersebut sesuai kehendaknya. Bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di ruang tersendiri.
Isolasi adalah menempatkan pasien dalam suatu ruang di mana dia tidak dapat
keluar dari ruangan tersebut sesuai kehendaknya. Tingkatan pengisolasian dapat
berkisar dari penempatan dalam ruangan yang tertutup, tapi tidak terkunci sampai
pada penempatan dlm ruang terkunci dengan kasur tanpa seprei di lantai,
kesempatan berkomunikasi yang dibatasi, & pasien memakai pakaian rumah
sakit atau kain terpal yang berat. Penggunaan kain terpal kurang dapat diterima
& hanya digunakan untuk melindungi pasien aiau orang lain.
Teknik isolasi biasa dilakukan pada pasien yang isolasi sosial, pasien
amuk, untuk diberikan kepada klien dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif
menjadi perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi
fisik klien. Walaupun yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien, tetapi
target terapi adalah perlakuan klien.
2.3. Tujuan
1.
Melindungi
klien,orang lain dan lingkungan dari bahaya potensial yg mungkin terjadi dan
sudah di kendalikan oleh orang lain.
2.
Untuk
pengendalian klien amuk yang potensial
membahayakan pasien atau orang lain
2.4. Indikasi
dan kontraindikasi
a.
Indikasi
penggunaan
·
Pengendalian
perilaku amuk (suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis) yang potensial membahayakan pasien atau orang
lain dan tidak dapat dikendalikan oleh orang lain dengan intervensi pengekangan
yang longgar, seperti kontak interpersonal atau pengobatan.
·
Reduksi
stimulus lingkungan, terutama jika diminta oleh pasien.
·
Klien yang tidak mampu mengendalikan perilakunya dan
tidak bisa dikendalikan dengan cara lain,.
b.
Kontraindikasi
·
Klien yang beresiko bunuh diri, klien yang agitasi
disertai gangguan pengaturan suhu tubuh akibat obat serta klien dengan perilaku
sosial menyimpang.
·
Kebutuhan untuk
pengamatan masalah medik
·
Risiko tinggi
untuk bunuh diri
Bunuh diri
adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri
sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain
dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri
yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri
yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan
individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkanPotensial tidak dapat mentoleransi deprivasi sensori
2.5. Prosedur Isolasi
·
Tunjuk
seorang pemimpin
·
Perlihatkan
kepada klien kekuatan yang ada
·
Buat
rancangan yang tepat, siapkan lingkungan ruangan
·
Komunikasikan
antar perawat
·
Tangkap
klien tanpa menyakiti
·
Kendalikan
perilaku agresif klien
·
Pindahkan
klien ke ruang isolasi
·
Ganti
pakaian dengan yang aman dan nyaman
·
Pindahkan
benda-benda yang membahayakan klien
·
Buat
rencana askep lanjutan
·
Tetap
pertahankan kontak dengan klien
2.6. Tindakan
Setelah
di Ruang Isolasi
·
Bantu
pemenuhan KDM klien
·
Observasi
sesering mungkin
·
Pertahankan
komunikasi verbal
·
Catat
dan dokumentasikan hasil observasi
·
Beri
umpan balik ttg perilakunya shg klien menyadari alasan dan tujuan isolasi
·
Tetap
berikan terapi yang lain
·
Segera
melepaskan klien dari ruang isolasi jika perilakunya mulai terkendali
2.7. Peran
perawat
Peran perawat
adalah merupakan tingkah laku
yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kependudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan
(Hidayat, 2007).
Peran perawat dalam prosedur pelaksanaan teknik
isolasi:
1.
Membantu
klien dalm memenuhi KDM
2.
Membuat
rencanan Asuhan keperawatan Lanjutan
3.
Membina
hubungan saling percaya pada klien
4.
Tetap
melakuakn terapi yang lain disamping teknik isolasi
BAB IV
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Isolasi
adalah menempatkan pasien dlm suatu ruang di mana dia tdk dpt keluar dari
ruangan tersebut sesuai kehendaknya. Bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di ruang tersendiri.
Teknik isolasi bertujuan Melindungi klien,orang lain
dan lingkungan dari bahaya potensial yg mungkin terjadi .
3.2.Saran
Perawat jiwa
yang ada di rumah sakit (rumah sakit jiwa, rumah sakit umum, panti kesehatan
jiwa, yayasan yang merawat pasien gangguan jiwa), pengajar keperawatan jiwa di
sekolah keperawatan, perawat jiwa yang ada di struktur departemen kesehatan dan
dinas kesehatan diharapkan bersatu padu untuk menyuarakan kesehatan jiwa pada
setiap desempatan mulai dari sekarang lepada setiap orang yang ditemui.
Harrah's Las Vegas Casino & Hotel - Mandara Travel
BalasHapusHarrah's Las Vegas Casino & Hotel is located 충청북도 출장안마 in the heart of 상주 출장마사지 The Strip. The 용인 출장샵 property's 4,000 강원도 출장샵 slot machines, 650 익산 출장샵 table games,