BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi
Hipertiroid atau Hipertiroidesme
adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi
hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi
kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah.
Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan
sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya
hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme
adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi
yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme
biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan
untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap
pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.2.
Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat
malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan
balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi
hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang
berlebihan.
- Penyebab Utama
a.
Penyakit
miastenia Graves
Penyakit
Graves, yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari kelenjar
tiroid yang disama ratakan, adalah penyebab yang paling umum dari hipertiroid.
Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti ia
telah kehilangan kemampuannya untuk merespon pada kontrol yang normal oleh
kelenjar pituitari via TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan/diwariskan dan
adalah sampai lima kali lebih umum diantara wanita-wanita daripada pria-pria.
Penyakit Graves diperkirakan adalah suatu penyakit autoimun, dan
antibodi-antibodi yang adalah karakteristik-karakteristik dari penyakit ini
mungkin ditemukan dalam darah. Antibodi-antibodi ini termasuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI
antibodies), thyroid peroxidase
antibodies (TPO), dan antibodi-antibodi
reseptor TSH. Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk:
·
stres
·
merokok
·
radiasi
pada leher
·
obat-obatan
dan
·
organisme-organisme
yang menyebabkan infeksi seperti virus-virus.
Penyakit
Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir yang
standar yang menunjukkan secara panjang lebar pengambilan yang meningkat dari
suatu yodium yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah
mungkin mengungkap tingkat-tingkat TSI yang meningkat.
b.
Toxic
multinodular goiter
Benjolan
leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid,
sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi
hormon tiroid yang berlebihan.
- Penyebab Lain
a.
Tiroiditis
Tiroiditis
sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan
kemudian keluar gejala hpotiroid.
b.
Asupan
hormone tiroid secara berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi,
karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga
pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan
tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
c.
Pemakaian
yodium yang berlebihan
Bila
konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
d.
Pengeluaran abnormal dari TSH
Sebuah
tmor didalam kelenjar pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH
(thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda
yang berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon tiroid.
Kondisi ini adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan
lain dari kelenjar pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang
endocrinologist melakukan tes-tes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH.
2.3.Manifestasi
Klinis
Hipertiroid mempunyi tanda dan gejala
yang bervariasi yaitu :
·
Banyak
keringat
·
Tidak
tahan panas
·
Sering
BAB, kadang diare
·
Jari
tangan gementar (tremor)
·
Nervus,
tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung
·
Jantung
berdebar cepat
·
Haid
menjadi tidak teratur
·
Bola mata menonjol dapat disertai
dengan penglihatan ganda
·
Tekanan
darah meningkat
· Denyut nadi cepat, seringkali
>100x/menit dan Denyut
nadi tidak teratur terutama pada usia diatas 60 th
·
Berat
badan turun, meskipun banyak makan tetapi terasa capai,
·
Kelemahan
otot terutama lengan atas dan paha
·
Rambut
rontok
·
Kulit
halus dan tipis
·
Pikiran
sukar konsentrasi
·
Kehamilan
sering berakhir dengan keguguran
·
Suhu
tubuh dapat meningkat dari normal
2.4.Patofisiologi
Penyebab
hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan
sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat
beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada
hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam
sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda
dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon
tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh
kelenjar hipofisis anterior.
Pada
hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa
dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses
metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami
kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot
sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang
halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular.
Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai
daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata
terdesak keluar.
2.5.
Klasifikasi
1.
Berdasarkan
fisiologisnya :
a.
Eutiroid : aktivitas kelenjar tiroid normal
b. Hipotiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang
kurang dari normal
c. Hipertiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang
berlebihan
2.
Berdasarkan
klinisnya :
a. Non-Toksik (eutiroid dan hipotiroid)
·
Difusa
: endemik goiter, gravida
·
Nodusa
: neoplasma
b. Toksik (hipertiroid)
·
Difus
: grave, tirotoksikosis primer
·
Nodusa
: tirotoksikosis skunder
3.
Berdasarkan
morfologinya :
·
Struma
Hyperplastica Diffusa
Suatu
stadium hiperplasi akibat kekurangan iodine (baik absolut ataupun relatif).
Defisiensi iodine dengan kebutuhan excessive biasanya terjadi selama pubertas,
pertumbuhan, laktasi dan kehamilan. Karena kurang iodine kelenjar menjadi
hiperplasi untuk menghasilkan tiroksin dalam jumlah yang cukup banyak untuk
memenuhi kebutuhan supply iodine yang terbatas. Sehingga terdapat vesikel
pucat dengan sel epitel kolumner tinggi dan koloid pucat. Vaskularisasi
kelenjar juga akan bertambah. Jika iodine menjadi adekuat kembali (diberikan
iodine atau kebutuhannya menurun) akan terjadi perubahan di dalam struma
koloides atau kelenjar akan menjadi fase istirahat.
·
Struma
Colloides Diffusa
Ini
disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila kebutuhan excessive akan
tiroksin oleh karena kebutuhan yang fisiologis (misal, pubertas, laktasi,
kehamilan, stress, dsb.) atau defisiensi iodine telah terbantu melalui
hiperplasi, kelenjar akan kembali normal dengan mengalami involusi. Sebagai
hasil vesikel distensi dengan koloid dan ukuran kelenjar membesar.
·
Struma
Nodular
Biasanya
terjadi pada usia 30 tahun atau lebih yang merupakan sequelae dari struma
colloides. Struma noduler dimungkinkan sebagai akibat kebutuhan excessive yang
lama dari tiroksin. Ada gangguan berulang dari hiperplasi tiroid dan involusi
pada masing-masing periode kehamilan, laktasi, dan emosional (fase kebutuhan).
Sehingga terdapat daerah hiperinvolusi, daerah hiperplasi dan daerah kelenjar
normal. Ada daerah nodul hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan
tiroid yang hiperinvolusi.
·
Tiap
folikel normal melalui suatu siklus sekresi dan istirahat untuk memberikan
kebutuhan akan tiroksin tubuh. Saat satu golongan sekresi, golongan lain
istirahat untuk aktif kemudian. Pada struma nodular, kebanyakan folikel
berhenti ambil bagian dalam sekresi sehingga hanya sebagian kecil yang
mengalami hiperplasi, yang lainnya mengalami hiperinvolusi (involusi yang
berlebihan/mengecil).
3.6. Pemeriksaan Penunjang
1.
Serum
T3: memberikan penilaian tentang kadar hormon bila meningkat hipertiroid, bila
menurun hipotiroid.
2.
Serum
T4: memberikan penilaian tentang kadar hormon bila meningkat hipertiroid, bila
menurun hipotiroid.
3.
USG
tiroid: menentukan lokasi, ukuran, bentuk dan fungsi anatomik kelenjar tiroid
4.
Test
TSH: untuk membedakan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada kelenjar
tiroid sendiri dengan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada hipofisis
atau hipotalamus.
5.
Test
tiroglobulin: untuk mengetahui indikasi karsinoma tiroid serta penanganan
lanjut penyakit tiroid metastase.
6.
EKG:
untuk mengetahui adanya takikardia dan atrial fibrilasi.
7.
CT
Scan Tiroid: untuk melihat peningkatan keaktifan radioaktif iodine.
3.7. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah
produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi sub total)
1.
Obat
antitiroid
Digunakan
dengan indikasi :
a.
Terapi
untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b.
Obat
untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c.
Persiapan
tiroidektomi
d.
Pengobatan
pasien hamil dan orang lanjut usia
e.
Pasien
dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat
|
Dosis
awal (mg/hari)
|
Pemeriksaan
(mg/hari)
|
·
Karbimatol
·
Metimazol
·
Propiltiourasil
|
30
– 60
30
– 60
300
– 600
|
5
– 20
5
– 20
50
– 200
|
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 –
24 bulan. Pada pasien hamil biasanya diberikan propil tiourasil dengan dosis
serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa laktasi juga
diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu
ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2.
Pengobatan
dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium
radiaktif diberikan pada :
a.
Pasien
umur 35 tahun atau lebih
b.
Hipertiroid
yang kambuh sesudah di operasi
c.
Gagal
mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d.
Tidak mampu atau tidak mau pengobatan
dengan obat antitiroid
e.
Adenoma
toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk
mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a.
Pasien umur muda dengan struma besar
serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b.
Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat
antitiroid dosis besar
c.
Alergi terhadap obat antitiroid, pasien
tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d.
Adenoma toksik atau strauma
multinodular toksik
e.
Pada penyakit graves yang berhubungan
dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi
obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid kemudian diberi cairan kalium
yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum
dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat
ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan
40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6
jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk
persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium radiaktif dan pada krisis
tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat
kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis
tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer,
mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari
tiroid.
d. Litium
Litium
mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien
dengan krisis tiroid alergi terhadap yodium.
3.8. Komplikasi
1.
Gagal
jantung: adanya hipermetabolisme mengakibatkan peningkatan cardiac output
secara terus menerus sehingga dapat menyebabkan gagal jantung.
2. Osteoporosis: adanya penurunan kadar
kalsium dalam tulang, sementara di dalam darah terjadi peningkatan kalsium
(hiperkalsemia).
3. Eksoftalmus: terjadi infiltrasi
otot-otot mata oleh limfosit sehingga bisa menyebabkan eksoftalmus.
4. Distress respiratori: sering terjadi
pada proses pembedahan.
5. Perubahan kesadaran, pembesaran hati
(kuning)
6. Kerusakan nervus laringeal.
3.9. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Aktivitas
atau istirahat
·
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan
koordinasi, kelelahan berat
·
Tanda : Atrofi otot
2.
Sirkulasi
·
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
·
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop,
murmur, peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia
saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
·
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia),
rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih
berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria
(dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat),
urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif
(diare).
4. Integritas /
Ego
·
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi.
·
Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan /
Cairan
·
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak
mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat
badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik
(tiazid)
·
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran
thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
·
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan,
kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan.
·
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau
koma (tahap lanjut), gangguan memori baru masa lalu ) kacau mental.
Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang ( tahap lanjut dari
DKA).
7. Nyeri /
Kenyamanan
·
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang /
berat), wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
·
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan /
tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
·
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum
purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
9. Keamanan
·
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
·
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau
ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis
otot termasuk otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
·
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah
impotent pada pria.
·
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau
lebih, aseton plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid
dengan kolosterol meningkat.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah
sebagai berikut :
1. Risiko
tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan
berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
3. Risiko tinggi
terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
4. Risiko
tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas
berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
6. Kurang
pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko
tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.
c. Intervensi
keperawatan
1.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan
beban kerja jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
·
Nadi perifer dapat teraba normal
·
Vital sign dalam batas normal.
·
Pengisian kapiler normal
·
Status mental baik
·
Tidak ada disritmia
Intervensi :
a. Pantau
tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat
terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi
perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
b. Periksa
kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan
kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia
otot jantung atau iskemia
c. Auskultasi
suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
Rasional : Murmur yang menonjol berhubungan dengan
curah jantung
meningkat pada keadaan hipermetabolik
d. Observasi
tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi lemah,
penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang
akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
e. Catat
masukan dan keluaran
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat
menimbulkan dehidrasi berat
2.
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan
energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi:
a. Pantau tanda vital dan catat nadi
baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin ditemukan
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin ditemukan
b. Ciptakan
lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar
dapat menimbulkan agitasi,
hiperaktif dan insomnia
c. Sarankan
pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan
metabolism
d. Berikan
tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massase
Rasional : Meningkatkan relaksasi
3.
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil
dengan kriteria :
·
Nafsu makan baik.
·
Berat badan normal
·
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
a. Catat adanya
anoreksia, mual dan muntah
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat
menyebabkan gangguan sekresi
insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
b. Pantau
masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam
keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
c. Kolaborasi
untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin
pemasukan zat-zat makanan yang
adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.
4.
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran
mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi :
a. Observasi
adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik
yang berlebihan
b. Evaluasi
ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari
peningkatan jaringan retroorbita
c. Anjurkan
pasien menggunakan kaca mata gela
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
d. Bagian
kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada
komplikasi
5.
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status
hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang
sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
a. Observasi
tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan
peka rangsang dan insomnia
b. Bicara
singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi
pendek,konsentrasi berkurang,
yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
c. Jelaskan prosedur tindakan
Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat
menurunkan kesalahan interpretasi
d. Kurangi
stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang
penyakitnya dengan kriteria : Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
a. Tinjau ulang
proses penyakit dan harapan masa depan
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien
dapat menentukan pilihan berdasarkan informasi
b. Berikan
informasi yang tepat
Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan
komplikasi yang muncul akan
menentukan tindakan pengobatan
c. Identifikasi
sumber stress
Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting
dalam memunculkan/eksaserbasi
dari penyakit ini
d. Tekankan pentingnya perencanaan
waktu istirahat
Rasional : Mencegah munculnya kelelahan
e. Berikan
informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid
besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan.
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan.
7.
Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya,
mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
a. Kaji proses
pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
tempat, waktu dan orang
Rasional :
Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
b. Catat adanya
perubahan tingkah laku
Rasional : Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat
beristirahat, sensitifitas meningkat atau
menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya
c. Kaji tingkat
ansietas
Rasional :
Ansietas dapat merubah proses pikir
d. Ciptakan
lingkungan yang tenang,turunkan stimulasi lingkungan
Rasional : menurunan
stimulasi eksternal dapat menurunkan hiperaktifitas/ refleks, peka rangsang saraf, halusinasi pendengaran
e. Orientasikan
pasien pada tempat dan waktu
Rasional : Membantu untuk mengembangkan dan
mempertahankan kesadaran pada
realita/lingkungan
f. Anjurkan
keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional :
Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
g. Kolaborasi
pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau obat anti
psikotik.
Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan hipersensitifitas
saraf/agitasi untuk meningkatkan proses pikir.
d. Implementasi
Setelah
rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana
tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
e. Evaluasi
Hasil yang
diharapkan adalah :
1. Klien akan
mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
tubuh
2. Klien akan
mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3. Klien akan menunjukkan
berat badan stabil
4. Klien akan
mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5. Klien akan
melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan
melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7. Mempertahankan
orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Hipertiroid atau Hipertiroidesme
adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi
hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Penyebab Utama dari
hyperthyroid adalah Penyakit
Grave, Toxic
multinodular goiter dan Penyebab
Lain adalah Tiroiditis, Ambilan hormone tiroid secara berlebihan, Pemakaian yodium yang berlebihan, Pengeluaran
abnormal dari TSH.
3.2.Saran
Dengan
adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami penyakit hyperthyroid dan tau
bagaimana cara menangani dan mencegah penyakit tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar